Tuesday, February 10, 2009

BERAWAL DARI PELECEHAN SEKSUAL

Berawal Dari Pelecehan Seksual

Selesai belanja di Malioboro, aku berniat ke rumah oom-ku di
daerah Umbulharjo. Aku menghentikan bus kota jalur 04 yang lewat
namun ternyata aku tidak mendapat tempat duduk karena bus kota sudah
penuh terisi penumpang. Dengan sedikit mendongkol terpaksa aku
berdiri bersama beberapa penumpang lainnya. Ketika melewati Kantor
Pos Besar, bus tersebut berhenti sejenak untuk mencari penumpang
namun tak lama kemudian bus kota yang aku tumpangi menjadi penuh
sesak oleh penumpang yang beratribut Partai Keadilan Sejahtera. Siang
ini agaknya Partai Keadilan Sejahtera baru saja selesai mengadakan
kampanye di Alun-Alun Utara kota Jogjakarta. Dalam waktu sekejap bus
kota jalur 04 yang aku tumpangi penuh oleh kader dan simpatisan
partai tersebut yang kebanyakan perempuan dan anak-anak. Aku yang
sebelumnya tidak mendapat tempat duduk akhirnya harus terjepit oleh
sesaknya penumpang peserta kampanye tersebut. Walaupun semula aku
merasa kesal karena harus berdiri dalam bus kota, namun sekarang aku
menjadi gembira setelah bus kota yang aku tumpangi menjadi penuh
sesak oleh Kader dan Simpatisan PKS yang kebanyakan para perempuan
berjilbab lebar itu.
Selama ini aku memang terobsesi dengan para perempuan cantik
berjilbab lebar dan berpakaian panjang tertutup. Bagiku kemulusan
tubuh yang tersembunyi dalam pakaian panjang mereka adalah misteri
yang menimbulkan rasa penasaran. Rasanya sebuah sensasi tersendiri
bila bisa menyingkap pakian panjang yang mereka pakai sedikit demi
sedikit hingga terlihat kemulusan mereka yang tersembunyi. Di
kampusku banyak mahasiswi aktivis PKS ataupun KAMMI dengan jilbab
mereka dan lebar serta jubah panjang yang menutupi hingga mata kaki.
Seringkali aku dan beberapa teman di kampus menggoda mereka bahkan
pernah mencolak-colek pada bagian-bagian sensitif mereka, biasanya
mereka hanya menunduk dengan wajah memerah. Siang ini aku bagaikan
ber’pesta’ dengan penuhnya bus yang aku tumpangi oleh para perempuan
berjilbab lebar aktivis Partai Keadilan Sejahtera yang baru saja
mengikuti kampanye. Aku melihat para aktivis PKS ini masih berusia
relatif muda walaupun ada beberapa di antara mereka adalah ibu-ibu
muda yang membawa anak-anak mereka. Dalam beberapa detik kemudian,
penisku menjadi tegang karena berdesak-desakan dengan puluhan aktivis
wanita PKS ini dalam bus kota ini. Bau keringat tubuh para perempuan
berjilbab lebar ini sungguh membuatku terangsang apalagi aku melihat
wajah para aktivis PKS yang ada dalam bus ini rata-rata berwajah
cantik menawan termasuk salah seorang dari mereka yang begitu dekat
denganku.
Aktivis wanita Partai Keadilan Sejahtera yang berdiri sangat
dekat denganku adalah seorang ibu muda berusia sekitar 30 tahunan,
berjilbab putih lebar dan berjubah panjang warna coklat sementara
kakinya terbungkus kaus kaki warna krem. Wajahnya bersih menawan
dengan kulit putih yang mulus. Tubuhnya yang terbalut jubah panjang
warna coklat tampak masih sexy dan sintal ketika kulihat tonjolan-
tonjolan beberapa bagian tubuhnya tercetak jelas pada jubahnya.
Wanita PKS ini naik bersama kedua anak perempuannya yang masing-
masing berusia sekitar 5 tahun dan 3 tahun sehingga dia terlihat
sedikit kerepotan, entah di mana suaminya. Semula dia berdiri
berhadapan denganku sehingga mataku bisa menikmati kemontokan buah
dadanya walaupun sudah tertutup oleh jilbab putih yang lebar. Aku
menjadi bernafsu melihat sepasang bukit di dada wanita PKS ini yang
terbalut jilbab putih. Namun bukit montok di dada ibu muda ini tak
dapat aku nikmati lama, karena wanita PKS ini berubah memunggungiku.
Mungkin karena merasa risih melihat tatapan mataku yang yang tak
pernah lepas dari dadanya yang membukit, akhirnya wanita PKS ini
berubah menjadi memunggungiku. Wajahku sempat memerah namun sesaat
kemudian aku menyeringai penuh nafsu, karena setelah wanita PKS
memunggungiku justru aku disodori pantatnya yang montok dan bundar
walaupun masih tertutup jubah panjangnya..
Wanita PKS ini memang memakai jubah panjang berwarna coklat
namun jubah tersebut tak mampu menyembunyikan pinggulnya yang besar
dan pantatnya yang montok dan bundar menggemaskan. Aku menjadi
bernafsu melihat belahan pantat wanita PKS dengan garis celana dalam
yang dipakainya tercetak cukup jelas pada jubah panjangya. Aku
menelan ludah berulang kali dengan birahi yang mulai naik melihat
pantat wanita PKS yang montok ini. Penis dalam celanaku yang sudah
tegang sejak para perempuan berjilbab lebar aktivis PKS ini masuk ke
dalam bus yang aku tumpangi, menjadi semakin keras melihat kemontokan
pantat wanita PKS di depanku ini. Libidoku mulai terangsang ketika
aku mendekatkan diriku pada tubuh wanita PKS ini sehingga akhirnya
penisku yang tegang dalam celanaku menempel pada belahan pantat ibu
muda berjilbab yang memakai jubah panjang ini. Aku mendesah lirih
ketika kurasakan batang penisku yang tegang dalam celanaku kemudian
terjepit oleh belahan pantat wanita PKS yang terasa padat dan montok,
walaupun masih tertutup jubah panjang yang dipakainya.
Celana yang aku pakai adalah semacam celana Hawwai, sehingga
ketika penisku tegang terlihat sangat menonjol apalagi aku mempunyai
ukuran penis yang besar dan panjang. Rupanya ibu muda ini merasa
risih dengan penisku yang menempel pada belahan pantatnya saat
kulihat dia berusaha menghindar dariku, bahkan matanya melirik ke
arahku dengan sorot mata yang tajam mengandung kemarahan. Aku pura-
pura tak tahu ketika wanita PKS ini melirik ke arahku dengan sorot
mata berkilat-kilat marah tersebut. Aku tetap menempelkan bagian
penisku pada bagian belakang wanita PKS di depanku ini. Setiap kali
wanita PKS ini berusaha menghindar, aku selalu memburu mendekatinya
hingga penisku yang tegang dalam celanaku tetap menempel pada
belahan pantat ibu muda berjilbab aktivis PKS ini. Bus kota yang
penuh sesak akhirnya menghentikan usaha wanita PKS untuk menghindar
dariku. Aku melihat wanita berjilbab aktivis PKS ini hanya pasrah
ketika penisku kembali menempel pada belahan pantatnya yang montok
dan padat menggiurkan. Aku sempat melihat wajahnya menjadi merah
padam ketika dia kembali melirik ke arahku tapi aku pura-pura tak
melihatnya. Sesaat kemudian aku asyik menggesek-gesekan penisku yang
tegang dalam celanaku pada belahan pantat wanita PKS di depanku
dengan rasa nikmat. Goyangan bus kota yang melaju pelan telah
menyembunyikan ulahku ini dan membuat para penumpang lain tidak
curiga atas apa yang sedang aku lakukan pada wanita PKS di depanku
ini.
Ketika aku asyik mengesek-gesekkan penisku pada pantat montok
wanita PKS yang padat dan montok ini, salah seorang wanita PKS
berkacamata mengajak ngobrol wanita PKS yang sedang aku nikmati
pantatnya yang montok ini. Aku menjadi semakin terangsang mendengar
obrolan yang kemudian terjadi karena wanita PKS yang sedang aku
nikmati pantatnya ini ternyata mempunyai suara yang merdu agak
mendesah saat dia melayani obrolan temannya tersebut.. Dari obrolan
tersebut aku mengetahui kalau wanita PKS yang sedang aku nikmati
pantatnya ini adalah seorang ibu muda yang telah mempunyai tiga orang
anak, namun dalam kampanye di Alun-alun Utara dia hanya membawa dua
anaknya sementara yang paling kecil ditinggal di rumah bersama
neneknya. Selain itu aku juga mengetahui kalau wanita PKS yang tengah
menjadi obyek pelecehan seksualku ini bernama Nurul dan tinggal di
Kotagede, suaminya bernama Ari, seorang pegawai di Dephut Yogyakarta
yang sedang bertugas di Kalimantan sejak 3 bulan yang lalu. Mendengar
cerita ini aku menjadi ingat kalau Omm-ku di Umbulharjo juga pegawai
Dephutdi bagian Personalia eentah apa jabatannya. Aku mendengarkan
obrolan kedua wanita aktivis PKS tersebut sambil terus menggesek-
gesekan batang penis dalam celanaku pada pantat salah satu dari
mereka. Penisku yang tegang merasakan sebuah kenikmatan saat
bergesekan dengan belahan pantat Mbak Nurul yang masih berjubah
panjnag ini. Nafsuku kian menggeleak oleh rangsangan birahi, terlebih
bau keringat Mbak Nurul tercium oleh hidungku yang membuatku kian
terangsang.
Di perempatan Gedongkuning, bus kota yang aku tumpangi mulai
berkurang isinya. Para perempuan berjilbab lebar aktivis PKS
kebanyakan turun di perempatan ini termasuk aktivis PKS berkacamata
yang mengajak ngobrol Mbak Nurul. Bus kota yang semula penuh sesak
oleh para perempuan aktivis PKS menjadi lebih longgar, namun aku dan
Mbak Nurul serta beberapa penumpang lainnya masih harus tetap berdiri
karena seluruh bangku bus masih terisi oleh penumpang. Setelah
menurunkan penumpang di perempatan Gedongkuning buskota itupun
kembali berjalan ke arah Terminal. Dadaku berdegup kencang ketika
ternyata Mbak Nurul tidak bergeser dari tempatnya walaupun bus kota
sudah tersa lebih longgar. Pantat montoknya yang padat dan bundar
dalam jubah coklatanya masih tetap menempel ketat pada batang penisku
yang tegang dalam celana Hawwai yang aku pakai. Aku baru menyadari
kalau Mbak Nurul diam-diam ikut menikmati batang penisku yang tegang
menempel pada belahan pantat dalam jubahnya itu. Memang Mbak Nurul
berdiri di sebelah bangku yang diduduki kedua anaknya, sehingga
terkesan sedang menjaga kedua anaknya namun ketika aku merasakan Mbak
Nurul juga menekan pantatnya ke arah penisku, aku tahu kalau wanita
PKS ini juga ikut menikmati pelecehan seksual yang tengah aku lakukan
kepadanya.
Aku menjadi semakin bergairah mengesek-gesekkan batang penis
yang tegang dalam celanaku, di antara belahan pantat montok dalam
jubah yang dipakai Mbak Nurul tersebut. Aku baru teringat kalau
wanita PKS ini sudah 3 bulan ditinggal suaminya tugas di Kalimantan,
tentu saja selama itu dia tidak pernah mendapat nafkah biologis.
Bahkan taklama kemudian, aku mendengar nafas Mbak Nurul memburu
sedikit terengah walaupun aku tak mampu melihat ekspresi wajahnya
karena dia memunggungiku. Nafasku jadi ikut terengah menahan birahi
dan libidoku terasa semakin menggelegak.
“Kotagede..Kotagede..”teriak kondektur tiba –tiba.
Mbak Nurul tampak tersentak kaget dan buru-buru dia berteriak
“Kiri..pak..kiri” seru Mbak Nurul dengan suaranya yang merdu.
Kondektur bus kota pun memeberi isyarat kepada sopir untuk
berhenti dan sesaat kemudian bus kota itupun menepi dan akhirnya
berhenti. Aku mendengus kecewa, karena aku sedang asyik menggesek-
gesekkan batang penisku di antara belahan pantat mbak Nurul yang
montok harus terputus. Dengan sorot mata kecewa aku memperhatikan
wanita PKS ini yang bergegas menarik tangan kedua anak perempuannya
tersebut. Saat Mbak Nurul meraih tangan kedua anaknya, matanya sempat
melirik ke arahku beberapa saat. Aku terpesona melihat lirikannya
yang tiba-tiba menjadi sangat mempesona. Wajahnya yang terbalut
jilbab putih lebar nampak bersemu kemerahan dan tatapan matanya tak
lagi garang seperti semula namun justru tampak sayu seperti orang
kehausan. Mata bulat Mbak Nurul hanya sekejap melirik ke wajahku
karena kemudian lirikannya beralih ke arah selangkanganku yang jelas
terlihat tonjolan penisku yang tertutup celana Hawwai. Darahku
berdesir ditatap wanita PKS seperti ini apalagi ketika Mbak Nurul
menggandeng kedua anak perempuannya lewat di depanku menuju pintu,
entah sengaja atau tidak punggung tangan ibu muda berjilbab lebar ini
menyenggol batang penisku bahkan menekannya sekejap yang membuatku
berdesah kaget. Aku tidak menyangka kalau wanita PKS yang terlihat
alim ternyata bisa berbuat cabul juga seperti Mbak Nurul ini. Mataku
lekat penuh nafsu mengikuti gerak-gerik Wanita PKS yang sedikit
tergesa-gesa turun dari bus kota hingga akhirnya ibu muda dan kedua
anaknya telah berdiri di trotoar. Aku mengerdipkan mataku sambil
tersenyum nakal ketika bus kembali berjalan meninggalkan Mbak Nurul
yang masih berdiri di trotoar bersama kedua anaknya. Aku berharap
wanita PKS ini membalas senyumanku atau kerdipan mataku, namun yang
kulihat justru wajahnya sekan tersentak kaget lantas menjadi merah
padam sebelum ibu muda berjilbab ini memalingkan wajahnya dariku.
Melihat hal ini senyuman nakalku menghilang dan dalam hati aku
mengumpat “Huh..Sok Alim !!”
Tak lama setelah Mbak Nurul turun dari bus kota, aku juga
turun. Kemontokan pantat Mbak Nurul yang padat dan kenyala masih
terasa di batang penisku. Sesampainya di rumah oom-ku aku mencari
tempat untuk beronani menuntaskan hasratku yang terputus di bus kota.
Aku mengocok penisku sambil membayangkan menyetubuhi pantat montok
Mbak Nurul, seorang aktivis wanita PKS yang telah aku lecehkan dalam
bus kota siang ini. Dalam waktu beberap menit aku mengerang penuh
kenikmatansambil menyebut nama wanita PKS yg sintal itu. Seusai
menuntaskan hasratku timbul keinginananku untuk memburu wanita PKS
yang aku lecehkan dalam bus kota siang ini. Kebetulan oom-ku adalah
Kabag Personalia di Dephut Yogyakarta mungkin dari situ aku bisa
mendapatkan data tentang wanita PKS yang bersuamikan pegawai Dephut.
Aku beristirahat sejenak dalam kamar yang disediakan tanteku sebelum
sorenya aku menemui oom-ku untuk menanyakan nama Ari dari Dephut yang
saat ini sedang bertugas di Kalimantan. Rupanya aku memang beruntung,
karena data tentang laki-laki bernama Ari yang aku dapatkan dari
suami adik kandung mamaku ini cukup lengkap. Dalam komputer database
Dephut milik oom-ku ada nama Ari yang aku cari lengkap dengan data-
data tentang keluarganya bahkan ada foto dirinya bersama istri dan
kedua anaknya. Karena ada foto istrinya yang tak lain adalah Mbak
Nurul dalam foto tersebut, aku meyakini bahwa nama Ari inilah yang
sedang aku cari. Aku melihat suami Mbak Nurul ternyata bukan laki-
laki yang tampan, tubuhnya juga ceking hanya memang kulitnya putih
bersih. Dalam data tersebut tertulis nama panjang mbak Nurul adalah
Nurul Qomariyah S.Psi, tahun ini usianya sudah 31 tahun dan dia
adalah alumnus fakultas psikologi UGM. Kedua anaknya tertulis bernama
Nidaul Jannah dan Choirunnisa yang memang baru berusia 5 dn 3 tahun
saat ini. Dalam foto tersebut Mbak Nurul tampak cantik dengan jilbab
lebar warna biru dongker dan jubah panjang warna ungu terong. Dalam
foto tersebut terlihat jubah yang dipakai Mbak Nurul tampak membuncit
pada bagian perutnya,agaknya foto ini diambil saat wanita PKS ini
dalam keadaan hamil anak yang ketiga. Selain foto dan data tentang
Mbak Nurul, aku juga mendapatkan alamat rumah Mbak Nurul di Kotagede.
Sayang alamat tersebut tidak mempunyai nomor telepon untuk memastikan
kebenaran alamat tersebut. Aku memang berniat memburu wanita PKS yang
menjdai korban pelecehan seksualku di bus kota siang ini.
Sekitar jam 8 pagi esoknya, aku benar-benar mencari alamat
rumah Mbak Nurul di Kotagede. Alamat rumah tersebut termasuk mudah
sehingga dalam waktu tidak terlalu lama aku berhasil menemukan rumah
wanita PKS ini. Dadaku berdebar keras ketika aku telah berad di depan
rumah Mbak Nurul, aku melihat Mbak Nurul sedang berada di teras
rumahnya. Perempuan aktivis PKS ini terlihat sedang membaca majalah
wanita Ummi sambil menggendong anak bungsunya yang pulas tertidur.
Ketika aku datang sambil memberi salam, wanita PKS ini menjawab
salamku, menatapku dengan tatapan heran. Ketika aku mengaku dari
Dephut sambil menyodorkan bukti yang kuambil dari oom-ku baru, aku
dipersilahkan duduk di teras.
“Silahkan duduk dulu….Saya akan meletakkan anak saya di dalam “kata
Mbak Nurul
“Silahkan, Mbak ” sahutku sambil tersenyum.
Jakunku bergerak turun naik melihat pantat mbak Nurul yang montok dan
bahenol bergoyang-goyang saat dia berjalan masuk ke dalam rumah
sambil membawa anaknya. Jubah panjang warna biru muda yang dipakainya
saat ini, tak mampu menyembunyikan kemontokan pantat wanita PKS yang
sintal dan bahenol ini. Mataku melotot penuh nafsu dengan penis
mulai menegang, melihat goyangan pantat wanita PKS ini sebelum hilang
di balik pintu. Tidak lama aku menunggu karena beberapa menit
kemudian wanita PKS ini keluar lagi dengan wajah penuh tanda tanya.
Aku bersyukur ternyata wanita ini tidak mengenaliku sebagai pelaku
pelecehan seksual terhadapnya di bus kota kemarin siang.
“Maaf..mas ada apa yah?..tentang suamiku?” tanya Mbak Nurul .
Aku tersenyum menatap wajah ayu wanita PKS ini. Pagi ini Mbak
Nurul memakai jubah panjang warna biru muda dengan jilbab lebar warna
putih berenda sementara kakinya terbungkus kaus kaki warna krem.
Sesaat aku terpesona melihat kecantikan ibu muda berjilbab lebar ini.
“Maaf Mbak, ada berita yang ingin aku sampaikan tentang mas
Ari, namun apa ada orang lain di rumah ini karena beritanya mungkin
mengejutkan?” tanyaku
“Ya..ada..adik ipar perempuan saya namun sekarang sedang
mengantar kedua anak saya di TK dan Playgroup dan biasanya langsung
pergi kuliah serta kedua mertua saya namun keduanya juga sedang
mengajar di SMP dan baru pulang siang nanti. Ada berita apa?”jawabnya
dengan nada cemas.
Aku mengangguk-angguk puas sambil berdiri
” Ada musibah yang menimpa suami mbak, tapi sebaiknya aku
sampaikan di dalam saja, jangan di teras ” kataku seraya menepuk
pundak wanita PKS ini.
Mbak Nurul terlihat kaget ketika pundaknya aku tepuk namun
sedetik kemudian wanita PKS yang semula terlihat cerdas itu menjadi
nampak linglung dengan sorot mata bingung. Aku memang tengah
menggunakan ilmu gendam yang aku miliki pada wanita PKS ini dan
agaknya ilmu tersebut berpengaruh terhadapnya. Dengan menyeringai
puas aku menarik Mbak Nurul untuk berdiri lantas aku rangkul
pinggangnya yang masih ramping masuk ke dalam rumahnya. Di dalam
rumah Mbak Nurul, aku melihat rumah ini penuh dengan atribut Partai
Keadilan Sejahtera. Muali dari pintu ruang tamu yang tertempel stiker
PKS lantas di rak buku dalam ruang tamu tampak beberapa buku tentang
Partai berlambang bulan sabit ini, hingga yang paling mencolok adalah
lambang Partai Keadilan Sejahtera tergantung di dinding ruang tamu
dengan ukuran cukup besar. Benar-benar keluarga aktivis PKS yang
militan kataku dalam hati. Aku menatap wajah ayu Mbak Nurul yang
terbalut jilbab lebar dengan penuh nafsu. Tanganku yang memeluk
pinggang rampingnya tak tahan untuk menjamah pantat montoknya lantas
dengan gemas tangaku meremas-remasnya. Ibu muda aktivis PKS menjerit
kecil ketika dengan gemas aku meremas-remas pantatnya yang bahenol
dan montok. Birahiku sudah mulai naik ke ubun-ubun, penisku juga
sudah mulai tegang dan mengeras. Aku mengunci pintu rumah Mbak Nurul
lantas wanita PKS yang masih berpakaian lengkap ini aku tarik masuk
ke dalam sebuah kamar, entah kamar siapa namun aku menduga kamar adik
ipar Mbak Nurul karena di meja kamar tersebut ada sebuah foto wanita
berjilbab lebar dalam bingkai namun wajahnya lebih mirip wajah
suaminya. Latar belakang foto tersebut lambang Partai Keadilan
Sejahtera, agaknya adik ipar yang kata Mbak Nurul masih kuliah ini
juga aktivis PKS.
Mbak Nurul hanya terdiam ketika tubuhnya aku rebahkan di
ranjang kamar adik iparnya sementara birahiku sudah naik hingga ke
ubun. Sungguh aku tak menyangka begitu mudahnya aku memperdaya Mbak
Nurul bahkan wanita PKS yang masih berpakaian lengkap dengan jilbab
lebar dan jubah panjangnya kini rebah terlentang di atas ranjang
depan mataku. Mataku melotot buas ketika kulihat tonjolan segitiga
pada bagian selangkangan Mbak Nurul yang tampak membukit pada jubah
yang dipakainya. Gundukan di tengah selangkangan yang tampak menonjol
membuat penisku terasa kian keras menegang oleh birahi dan aku tak
tahan mengulurkan tanganku meremas-remas bukit kemaluan yang montok
tertutup jubah Mbak Nurul. Mbak Nurul tersentak ketika tanganku
meremas-remas bagian selangkangannya yang membukit, namun pengaruh
ilmu gendamku yang ampuh membuat wanita PKS ini tidak melawan. Tubuh
ibu muda yang alim ini hanya menggeliat-geliat saat jubah yang
dipakainya menjadai kusut pada bagian selangkangan karena remasan
tanganku. Mulutnya mendesah-desah dengan ekspresi yang membutaku
libidoku semakin terangsang. Aku terkekeh melihat gelinjangan Mbak
Nurul yang alim ini saat bagian selangkangannya aku remas-remas.
Puas meremas-remas tonjolan bukit kemaluan Mbak Nurul, mataku
memandang wanita PKS yang terlentang di atas ranjang ini dari ujung
kepalanya hingga ke kakinya. Ibu Muda aktivis PKS ini masih memakai
jilbab lebar warna putih yang berenda, jubah panjang warna biru muda
dan kaus kaki krem yang amsih membungkus kedua kakinya. Dengan birahi
menggelegak, aku naik ke atas ranjang di dekat kaki Mbak Nurul yang
terlentang. Sesaat kemudian, tanganku terulur meraih kedua kaki Mbak
Nurul yang masih terbungkus kaus kaki panjang warna krem. Hanya dalam
waktu beberapa detik tanganku menarik lepas kedua kaus kaki krem
tersebut dan aku lemparkan ke lantai kamar sehingga kaki wanita PKS
ini telanjang.. Mataku membesar ketika melihat kaki telanjang Wanita
PKS berkulit putih mulus ini yang indah putih kemerahan. Kakinya yang
halus dengan otot yang kebiruan terlihat sangat indah dan merangsang
nafsuku membuatku tergerak untuk mengelus-elusnya. Selanjutnya kedua
kaki Mbak Nurul yang telanjang itu aku angkat hingga di depan bibirku
lantas dengan bernafsu bibirku mencium kaki wanita PKS ini mulai dari
telapak kakinya yang halus kemerahan bahkan kemudian lidahku terjulur
menjilatinya. Dalam sekejap telapak kaki Mbak Nurul yang kemerahan
itu menjadi basah kuyup oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Kian
lama lidahku pun kian liar menjelajahi sela-sela jemari panjang di
kaki Mbak Nurul yang halus kemerahan tersebut dengan nafas yang
memburu .
Aku kian asyik menjilati kaki wanita PKS ini terus ke atas
melewati mata kakinya. Sementara tanganku dengan nakal menggerayangi
betis wanita PKS di balik jubah panjangnya tersebut. Saat tanganku
menyusup di balik jubah Mbak Nurul, aku mengetahui ternyata wanita
PKS ini memakai rok dalam yang juga panjang hingga mata kaki.
Tanganku meraba-raba merasakan kemulusan betis Mbak Nurul yang masih
tertutup jubah tersebut. Sepasang betis wanita cantik aktivis PKS
yang kenyal ini terasa hangat dan lembut di tanganku yang mengelus-
elusnya penuh nafsu. Bibir dan lidahku pun kian liar menjilati
menikmati kemulusan kaki Mbak Nurul kian ke atas. Dengan bibirku aku
menyingkap ujung jubah yang dipakai wanita PKS ini ke atas sehingga
keindahan betisnya yang mulus mulai terlihat.Bibir dan lidahku terus
bermain di kulit Mbak Nurul yang halus ini dengan penuh nafsu. Betis
putih yang mulus dan ditumbuhi bulu-bulu nan halus ini dalam sekejap
basah kuyup oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Nafasku memburu
kian liar sementara ujung kain jubah yang dipakai Mbak Nurul kian
tersingkap ke atas memperlihatkan betis yang putih dan mulus
tersebut. Aku membungkuk menciumi dan menjilati kemulusan betis
telanjang ibu muda aktivis PKS yang berwajah cantik ini, sementara
tanganku menyusup di balik jubahnya kian ke atas mengelus pahanya
yang bulat padat tersebut.
Sekujur betis putih Mbak Nurul yang mulus telah basah oleh
jilatan dan ciumanku dengan birahi menggelegak. Ujung jubah biru muda
yang dipakai ibu muda berjilbab pun tersingkap semakin ke atas,
terdorong oleh bibir dan lidahku. Perlahan-lahan sepasang paha putih
wanita PKS ini mulai terlihat bersamaan dengan jilatan dan ciumanku
yang mulai merambah paha Mbak Nurul. Aku makin bernafsu merasakan
kemulusan paha putih yang kencang dan bulat padat tersebut. Nafasku
terengah-engah menahan birahiku sambil terus menciumi sekujur paha
Mbak Nurul yang mulus tersebut. Sepasang paha yang selalu tertutup
oleh pakaian panjang tersebut kini menjadi basah oleh jilatan lidahku
yang semakin liar. Ujung jubah yang dipakai Mbak Nurul kian
tersingkap ke atas yang akhirnya dengan bantuan kedua tanganku,
pakaian panjang tersebut aku singkap hingga pinggang membuat bagian
bawah tubuh wanita PKS kini telanjang. Aku melotot penuh nafsu
melihat pemandangan yang menggiurkan di depanku ini dan aku nyaris
tak percaya. Seorang ibu muda alim berjilbab dan selalu berpakaian
tertutup kini dalam keadaan setangah telanjang. Perempuan cantik
berjilbab aktivis Partai Keadilan Sejahtera yang semula berpakaian
panjang hingga mata kaki, saat ini pakaian tersebut tersingkap hingga
ke pinggangnya. Bagian atas wanita PKS ini masih nampak rapi dengan
jilbab lebar yang membalut wajahnya, namun paha dan betisnya yang
putih mulus menggiurkan kini telanjang tanpa penutup. Aku mengakui
rumor yang beredar bahwa para wanita berjilbab lebar seperti Mbak
Nurul ini memang mempunyai tubuh yang lebih putih dan lebih mulus
dibanding wanita lainnya. Semula aku mengira kemulusan Mbak Nurul ini
seperti pacarku yang juga berkulit putih , namun saat ini aku
mengakui kalau wanita PKS ini terlihat lebih mulus dan putih
dibanding pacarku.
Usai menciumi dan menjilati betis dan paha Mbak Nurul, mataku
tak berkedip memandang tonjolan di tengah selangkangan Mbak Nurul
yang montok membukit. Aku melihat kemaluan aktivis wanita PKS ini
masih tertutup oleh celana dalam krem dengan ketat. Libidoku kian
terasa liar melihat gundukan kemaluan Mbak Nurul yang menonjol
menggiurkan. Beberapa saat lalu, nafsuku telah terangsang melihat
gundukan montok di selangkangan wanita PKS ini saat terlentang namun
jubahnya belum tersingkap. Bahkan saat itu dengan gemasnya aku
meremas-remas gundukan kemaluan yang membukit itu, sehingga jubah
tersebut menjadi kusut pada bagian selangkangan. Saat ini aku melihat
gundukan kemaluan montok tersebut hanya tertutup oleh celana dalam
warna krem yang agak tipis, sehingga belahan bibir kemaluannya nampak
jelas terbayang bahkan kelentit yang menonjol di antara bibir
kemaluan wanita PKS ini terlihat sangat jelas. Bulu-bulu kemaluannya
yang hitam juga tampak membayang jelas pada celana dalam yang dipakai
Mbak Nurul saat ini. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dan
ada sebuah sensasi sendiri saat aku berhasil melihat bagain vital
seorang wanita aktivis PKS yang cantik seperti Mbak Nurul walaupun
masih tertutup celana dalam. Tanganku memang telah merasakan
kekenyalan bukit kemaluan Mbak Nurul, saat aku remas-remas sebelumnya
tetapi ketika kulihat bentuknya ternyata sangat merangsang birahiku.
Aku memperhatikan wajah Mbak Nurul yang terlentang di depanku
ini. Wajah ayu berbalut jilbab lebar itu tak lagi terlihat linglung
seperti beberpa saat yang lalu. Wajah ibu muda aktivis PKS ini justru
memperlihatkan ekspresi wanita yang tengah terlanda birahi. Aku
menyeringai sejenak sebelum kemudian membenamkan wajahku di tengah
selangkangan Mbak Nurul yang terasa hangat. Hidungku mencium bau
kewanitaan Mbak Nurul yang segar dan wangi, jauh sekali perbedaannya
dibanding bau kewanitaan pacarku. Aku semakin mendekatkan wajahku ke
arah bukit kemaluan Mbak Nurul, bahkan hidungku telah menyentuh
kelentit yang tampak tercetak jelas pada celana dalam. Dengan nafas
yang terengah-engah menahan birahi, lidahku terjulur menjilati
kelentit yang menonjol di antara bibir kemaluan wanita PKS ini. Saat
lidahku mulai menyapu kelentit Mbak Nurul di balik celana dalam warna
krem itu, tiba-tiba pinggul wanita PKS ini menggelinjang dibarengi
desahan ibu muda berjilbab ini.
“Ahh…ahhhhh..ahhh”desah Mbak Nurul yang membuat libidoku
semakin menggelegak.
Aku semakin bernafsu menjilati dan menciumi bukit kemaluan
Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam. Setiap kali lidahku
menyapu permukaan kemaluan Mbak Nurul atau bibirku menciumnya dengan
penuh nafsu, wanita PKS berkulit putih ini menggelinjang dan mendesah-
desah penuh birahi. Lidah dan bibirku seakan berebut merambah sekujur
permukaan bukit kemaluan Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam,
sehingga beberapa saat kemudian celana dalam yang dipakai wanita PKS
ini menjadi basah kuyup. Celana dalam yang dipakai Mbak Nurul
termasuk tipis, sehingga ketika celana dalam wanita tersebut dalam
keadaan basah kuyup oleh jilatan lidahku, semakin terlihat jelas
kemaluan wanita PKS ini. Belahan bibir kemaluan Mbak Nurul dengan
kelentit yang menonjol di tengahnya, terlihat semakin nampak jelas.
Bulu-bulu kemaluan yang tercukur rapi di bukit kemaluan ibu muda ini
juga terlihat semakin jelas. Melihat pemandangan indah di
selangkangan Mbak Nurul, aku menjadi tak sabar sehingga sedetik
kemudian tanganku telah menarik turun celana dalam yang dipakai
wanita cantik aktivis PKS yang alim ini. Sekejap kemudian celana
dalam berwarna krem yang semula menutupi bagian vital Mbak Nurul,
telah teronggok di bawah kakinya. Mataku melotot lebar melihat
selangkangan wanita PKS yang alim ini, kini telanjang tanpa penutup
sehelai benangpun.
“Ouhhhh….Mbak Nurul……”desisku melihat gundukan bukit kemaluan
Mbak Nurul yang kini tak lagi tertutup celana dalam tersebut.
Libidoku menggelegak melihat bagian paling pribadi wanita
alim ini. Aku membandingkan kemaluan Mbak Nurul dengan kemaluan
pacarku. Aku mendapat kemaluan wanita PKS ini jauh lebih merangsang
daripada kemaluan pacarku sendiri. Bibir kemaluan Mbak Nurul terlihat
merekah kemerahan dengan kelentit menonjol kemerahan di tengahnya.
Bulu-bulu kemaluan yang hitam legam tercukur dengan rapi, tampak
kontras dengan putihnya bukit kemaluan wanita PKS ini. Ketika wajahku
mendekat kemaluan yang telanjang tersebut, bau kewanitaan Mbak Nurul
yang menyengat tercium di hidungku. Aku melihat kemaluan Mbak Nurul
sudah basah oleh rangsanganku sebelumnya, bahkan ketika aku
menguakkan bibir kemaluan wanita PKS ini cairan kenikmatan nya jatuh
menetes membasahi sprei.
Aku menjadi sangat terangsang melihat hal ini. Dengan
bernafsu, aku menghirup dan menjilati cairan kenikmatan Mbak Nurul
yang menetes dari kemaluannya. Lidahku merasakan asin saat lidahku
menjilati cairan kenikmatan Mbak Nurul, lantas dengan birahi yang
kian menggelegak lidahku menyapu kemaluan telanjang di antara paha
wanita alim ini. Aku merasa pahan Mbak Nurul bergetar lembut ketika
lidahku mulai menjalar mendekati selangkangan wanita PKS ini. Mbak
Nurul menggeliat kegelian ketika akhirnya lidahku itu sampai di
pinggir bibir kewanitaannya yang telah terasa menebal. Ujung lidahku
menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah basah segalanya yang
memang telah basah itu. Terengah-engah, Mbak Nurul mencengkeram
rambutku dengan satu tangan, perlahan menekan, memaksaku segera
menjilat di daerah yang paling sensitif milik aktivis wanita PKS
inbi.Mbak Nurul menggelinjang-gelinjang hebat ketika lidah dan
bibirku menyusuri sekujur kemaluan ibu muda ini. Mulut wanita aktivis
PKS ini mendesah-desah dan merintih-rintih saat bibir kemaluannya aku
kuak lebar-lebar dan lidahku terjulur masuk menjilati bagian dalam
kemaluannya. Bahkan ketika lidahku menyapu kelentit Mbak Nurul yang
telah mengeras itu, aku teruskan dengan menghisapnya lantas
mengigitnya lembut. Mbak Nurul merintih hebat. Tubuhnya mengejang
sampai punggungya melengkung bagaikan busur panah membuat dadanya
yang montok membusung.
“Ahhhhh….ahhhhhh….ahhhhh”rintih Mbak Nurul dengan jalangnya
disertai tubuh yang menggelinjang.
Kembali kurasakan cairan kenikmatan membasahi kemaluan wanita
aktivis PKS ini yang segera aku hirup dengan mulutku. Lidah dan
bibirku makin liar menjilati di daerah paling pribadi Mbak Nurul yang
kini sudah membengkak kemerahan. Gundukan kemaluan yang putih kemrah-
merahan itu menjadi berjilat-kilat basah dan bulu-bulu kemaluan
wanita PKS yang tercukur rapi pun menjadi busuh kuyup oleh jilatan
lidahku. Aku mengunyah-ngunyah kemaluan Mbak Nurul beberapa saat yang
membuat ibu muda berjilbab lebar ini mengerang dan merintih dengan
tubuh menggelinjang jalang. Lidahku menyusuri belahan kemaluan yang
telah membengkak lantas sekujur permukaan kemaluan yang membukit
montok hingga ke sela-sela kedua pahanya, kemudian menyusuri ke bawah
hingga ke belahan pantat yang tampak.
Aku menjadi semakin gemas melihat belahan pantat Mbak Nurul
yang terlihat sebagian, sehingga dengan bernafsu aku membalikkan
tubuh wanita PKS yang terlentang menjadi tengkurap.Mataku melotot
liar melihat pemandangan indah setelah Mbak Nurul tengkurap. Pantat
wanita PKS yang montok dan telanjang tampak menggunung menggiurkan.
Nafasku terengah penuh birahi memandang kemontokan pantat bundar Mbak
Nurul yang putih mulus itu. Ingatanku melayang saat aku melakukakn
pelecehan seksual terhadap wanita PKS ini di bus kota. Saat itu
penisku yang tegang dan masih dalam celanaku aku gesek-gesekkan pada
belahan pantat Mbak Nurul yang saat itu juga masih tertutup jubah
panjang. Aku tidak menduga kalau saat ini, pantat wanita PKS yang
montok itu dapat aku nikmati tanpa penutup sehelai benangpun.
Birahiku kian menggelegak liar melihat pantat Mbak Nurul yang montok
dan padat. Dengan gemas aku meremas-remas bukit pantatnya dengan
tanganku lantas aku mendekatkan wajahku pada belahan pantat wanita
PKS ini. Lidahku terjulur menyentuh belahan pantatnya kemudian dengan
bernafsu aku mulai menjilati belahan pantatnya yang putih mulus
tersebut. Mbak Nurul mendesah-desah dengan tubuh menggelinjang
menahan birahinya, saat lidahku menyusuri belahan pantatnya hingga
belahan kemaluannya yang kemerahan. Belahan pantat mulus Mbak Nurul
yang putih dalam sekejap menjadi basah berkilat oleh jilatan lidahku.
Kemudian bibir dan lidahku secara bergantian menyusuri sekujur
pantatnya yang menggunung indah bahkan dengan gemas aku mengunyah
pantat montok wanita PKS ini. Tanganku juga menguak belahan pantat
ibu muda ini dan selanjutnya lidahku menyapu daerah anus dan
sekitarnya yang membuat Mbak Nurul mengerang penuh birahi.
Puas menikmati pantat Mbak Nurul yang montok, aku kembali
menelentangkan ibu muda berjilbab lebar ini. Mataku terarah pada
sepasang payudara montoknya yang amsih tersembunyi di balik jilbab
dan jubah yang dipakai Mbak Nurul. Tanganku meraih jilbab lebar
tersebut lantat menyingkapan hingga ke lehernya, kemudian dengan
lincah jari-jari tanganku membuka kancing jubah yang dipakai Mbak
Nurul. Perlahan kemudian kulit mulus Mbak Nurul yang mulus terlihat
dan ketika kancing jubah yang hanya sampai atas perutnya terbuka
seluruhnya, tanganku merogoh ke balik jubahnya lantas menarik
sepasang payudara Mbak Nurul. Akhirnya sepasang payudara wanita PKS
yang semula tersembunyi di balik BH, tersembul keluar dengan puitng
susunya yang telah tegak mengeras. Buah dada Mbak Nurul nampak sangat
montok dan indah. Buah dada yang putih mulus dengan puting susu yang
kemerahan membuatku tak sabar untuk mengunyahnya. Sedetik kemudian,
payudara wanita PKS ini telah berada dalam mulutku yang menngunyah-
ngunyahnya dengan nafsu secra bergantian. Puting susu yang telah
tegak mengeras aku hisap dan aku gigit-gigit membuat Mbak Nurul
terpekik kecil menahan kenikmatan birahinya. Payudara Mbak Nurul yang
putih mulus itu dalam sekejap basah dan penuh dengan bilur-bilur
kemerahan bekas kunyahanku.
Aku sudah tak tahan menahan nafsuku. Jilbab lebar yang
dikenakan Mbak Nurul aku lepaskan sehingga tergerai rambutnya yang
hitam legam. Aku terpesona melihat kecantikan Mbak Nurul yang tidak
lagi berjilbab tersebut.Wajah cantik wanita PKS ini semakin menawan
dengan rambut hitam yang panjang ikal mayang mebuat hatiku bergetar.
Puas menikmati kecantikan PKS ini aku melucuti jubah biru yang
dikenakan Mbak Nurul kemudian disusul sisa pakaian dalam yang masih
melekat di tubuh ibu muda ini. Akhirnya tubuh wanita aktivis PKS yang
semula tertutup rapat dengan jilbab lebar serta jubah panjangnya,
saat ini telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Aku
tidak menyangka kalau saat ini aku berhasil menelanjangi wanita PKS
yang tampak alim ini dengan jilbab dan pakaian yang tertutup rapat.
Birahiku sudah menggelegak di ubun-ubun dengan penis yang tegang
mengeras. Aku melihat ibu muda aktivis PKS ini mempunyai tubuh yang
indah dan terlihat masih kencang walaupun dia sudah punya anak
tiga.Aku menyusuri keindahan tubuh telanjang wanita PKS ini dari
ujung rambut hingga ke kakinya.Kemudian mataku kembali menatap
kemaluan Mbak Nurul yang indah itu, tangaku kembali terulur menjamah
bagian kewanitaan wanita alim yang telanjang ini.
Aku merasakan kewanitaan Val berdenyut liar, bagai memiliki
kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali
dengan rambut-rambut hitam di sekitarnya, dan dengan tubuhnya yang
putih seperti pualam. Dari jarak yang sangat dekat, aku dapat melihat
betapa liang kewanitaan aktivis wanita PKS ini membuka-menutup dan
dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Mbak Nurul
telah pindah ke bawah. Aku juga bisa melihat betapa otot-otot di
pangkal paha Mbak Nurul menegang seperti sedang menahan sakit. Kedua
kakinya terentang dan sejenak kaku sebelum akhirnya melonjak-lonjak
tak terkendali. Begitu hebat puncak birahi melanda Val, sampai dua
menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda
ayan. Ia menjerit, lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya
terengah-engah.
Aku kembali berdiri, dan segera melepas seluruh kain yang melekat
di tubuhku termasuk celana dalamku. Batang kejantananku segera
terlihat tegak bergerak-gerak seirama jantungku yang berdegup keras.
Mbak Nurul masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan
pemandangan sangat seksi di atas ranjang kamar adik iparnya
ini.Tangan aktivia wanita PKS ini mencengkram sprei bagai menahan
sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak
menampakkan leher yang mulus menggairahkan, rambut hitamnya terurai
bagai membingkai wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak
birahi. Aku menempatkan dirinya di antara kedua kaki Mbak Nurul, lalu
mengangkat kedua paha wanita PKS ini, membuat kewanitaannya semakin
terbuka.
Tanpa aku duga sama sekali, tiab-tiba tangan Mbak Nurul meraih
penisku dan segera menuntun batang kejantananku memasuki gerbang
kewanitaannya. Tak sabar, wanita PKS ini menjepit pinggangku dengan
kedua kakinya, membuat tubuhku terhuyung ke depan, dan dengan cepat
penisku yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Mbak Nurul melalui
liang kemaluannya. Bagiku, rasanya seperti memasuki cengkraman licin
yang panas berdenyut. Akupun segera melakukan tugasku dengan baik,
mendorong, menarik kejantananku dengan cepat. Gerakanku begitu ganas
dan liar, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuh putih Mbak Nurul
yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, batang
penisku menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding
belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. Wanita alim
aktivis PKS ini merintih dan mengerang penuh kenikmatan.
Aku mengerahkan seluruh tenaganya menyetubuhi wanita PKS yang
alim ini. Otot-otot bahu dan lenganku terasa menegang dan terlihat
berkilat-kilat karena keringat. Pinggangku bergerak cepat dan kuat
bagai piston mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak terdengar setiap
kali tubuhnya membentur tubuh Mbak Nurul, di sela-sela derit ranjang
yang bergoyang sangat keras. Mbak Nurul merintih dan mengerang begitu
jalang merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh tubuhnya
terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-otot menegang.
Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan
kenikmatan yang tak terlukiskan. Dengan mata terus terpejam, Mbak
Nurul mengerang dan merintih penyerahan sekaligus pengesahan atas
datangnya puncak birahi yang tak terperi. Aku merasakan batang
kejantananku bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang
amat kuat sedotannya.
Aku tak mampu menahan lagi, Kenikamtan yang kudapatkan dari
jepitan kemaluan wanit alim ini tidak mungkin aku lukiskan. Dengan
geraman liar aku memuncratkan seluruh isi penisku dalam liang vagian
Mbak Nurul, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan wanita
PKS yang juga sedang megap-megap dilanda orgasme sepertiku. Mbak
Nurul mengerang merasakan siraman birahi panas dari ujung penisku
dalam dasar kemaluannnya. Aku merasakan jepitan Mbak Nurul kian ketat
berdenyut-denyut pada batang penisku dan cairan kewanitaan wanita
alim ini terasa mengguyur batang penisku datang bergelombang. Aku
menggeram liar disusul Mbak Nurul yang mengerang dan mengerang lagi,
sebelum akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur.
Aku menyusul roboh menimpa tubuh putih Mbak Nurul yang licin oleh
keringat itu. Nafasku tersengal-sengal ditingkahi nafas Mbak Nurul
yang juga terengah bagai perenang yang baru saja menyelesaikan
pertandingan di kolam renang. Tubuhku lunglai di atas tubuh telanjang
Mbak Nurul yang juga lemas.
“Oh, nikmat sekali. Betul-betul ganas…” kata Mbak Nurul
akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu.
Matanya terpejam dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku cuma
menggumam, menenggelamkan kepalaku di antara dua payudara Mbak Nurul
yang besar dan lembut.Aku melihat Mbak Nurul masih terpengaruh oleh
sihir gendam yang aku gunakan, walaupun wanita PKS ini telah aku
setubuhi. (Tamat)
Ditulis oleh gurmiwang
Disimpan di Uncategorized
99 Komentar »
Nasib Mufidah, Kader Wanita PKS yang cantik
Januari 25, 2007

Kejadian yang terjadi di kawasan Jakarta Timur

Nasib Mufidah yang cantik
Mufidah adalah seorang ibu rumah tangga berwajah cantik yang
berkulit putih bersih baru berusia 31 tahun. Selama 6 tahun
perkawinannya mas Syamsul, wanita ini telah dikaruniai dua anak yang
masing-masing berusia 3 tahun dan 5 tahun. Selain kesibukannya
sebagai ibu rumah tangga, wanita yang selalu mengenakan jilbab ini
juga cukup aktif di Partai Keadilan sebagai seorang kader demikian
juga suaminya. Wanita cantik ini terlihat alim dengan jilbab lebar
serta jubah panjang dan kaus kaki sebagai ciri Kader Wanita Partai
Keadilan, apabila dia keluar rumah atau bertemu laki-laki yang bukan
mahromnya.
Sore ini, ibu muda yang alim ini kedatangan tamu seorang laki-laki
yang dikenalnya sebagai rekan bisnis suaminya. Mufidah mengenakan
jilbab lebarnya serta kaus kaki menutupi kakinya untuk menemuinya,
karena kebetulan suaminya sedang rapat di kantor Partai Keadilan dan
baru akan kembali selepas maghrib. Dengan jilbab putih yang lebar
serta jubah panjang bemotif bunga kecil berwarna biru serta kaus kaki
berwarna krem, Mufidah menemui tamu suaminya yang bernama Hendri.
Mufidah mengenal tamu suaminya karena hampir tiap minggu, rekan
bisnis suaminya ini datang bertamu.Wajahnya tidak tampan namun
tubuhnya terlihat tegap dan atletis.Usianya lebih muda dari suaminya
ataupun dirinya hingga suaminya ataupun dia sendiri memanggilnya
dengan sebutan dik Hendri.
Sebetulnya Mufidah kurang menyukai laki-laki bernama Hendri itu,
karena wanita alim ini dapat merasakan tatapan nafsu tamu suaminya
jika melihatnya. Walaupun Mufidah telah mengenakan pakaian rapat
tertutup dengan jilbab lebar, namun Mufidah dapat merasakan betapa
liarnya mata Hendri bila menatapnya. Tatapn mata Hendri seakan hendak
melannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka menghindar jika Hendri
datang bertamu. Namun kali ini, Mufidah terpaksa harus menemuinya
karena kebetulan suaminya sedang rapat dan wanita ini tidak mungkin
menyuruh Hendri kembali karena Mufidah tahu betapa jauhnya rumah
Hendri. Walaupun ada rasa kurang suka, terpaksa Mufidah bersikap ramah
kepadanya. Setelah berbasa-basi sejenak akhirnya Mufidah
mempersilahkan Hendri menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke
dapur membuatkan minum untuk tamu suaminya itu.
Sore ini, suasana rumah Mufidah memang sangat sepi. Selain suaminya
yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang ngaji dan baru
pulang menjelang maghrib nanti. Di dapur, Mufidah tengah menyiapkan
minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah menunggu di
ruang tamu. Tangan ibu muda kader Partai Keadilan ini tengah mengaduk
gelas untuk minum tamu suaminya ketika tanpa disadarinya, laki-laki
tamu suaminya yang semula menunggu di ruang tamu tamu tersebut
menyelinap ke dapur menyusul Mufidah.
Mufidah terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba seorang
lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini menjadi
sangat kaget ketika menyadari yang memeluknya adalah Hendri tamu
suaminya. Mufidah berupaya meronta dari dekapan Hendri namun tiba-
tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita yang
halus ini, membuat Kader Wanita Partai Keadilan ini tak berkutik.
Hendri mendekatkan mulutnya ke telinga Mufidah yang tertutup jilbab
lebar.
“Maaf, Mbak Mufidah. Mbak Mufidah begitu cantik dan menggairahkan,
aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak atau belati ini akan
merusak wajah ayu yang cantik ini”. desis Hendri dalam membuat
Mufidah gemetar tak berkutik.
Kilatan belati yang ditodongkan Hendri kepada Mufidah membuat wajah
wanita berjilbab anggota Partai Keadilan ini pucat pasi. Seumur
hidupnya, baru kali ini Mufidah melihat pisau belati yang terlihat
berkilat-kilat sangat tajam itu sehingga membuat wanita ini lemas
ketakutan.Wajahnya pucat pasi oleh ketakutan yang menyerangnya.
Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika kemudian
dia merasakan,kedua tangan Hendri itu menyusup ke balik jilbab
lebarnya,meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup jubah
dan bra. Lantas salah satu tangan lalu turun ke arah selangkangannya,
meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang dipakainya.
“Jangaan.. dik Hendrii..”desah Mufidah dengan ketakutan. Namun laki-
laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas
buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 31 tahun ini.
Mufidah menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan
suaminya ini dalam posisi membelakangi laki-laki itu.
“Jangaan.. dik Hendrii….sebentar lagi anak-anakku pulang..” desah
Mufidah masih dengan wajah ketakutan.
Hendri terpengaruh dengan kata-kata Mufidah, diliriknya jam dinding
yang terdapat di dapur tersebut. Memang selama sering bertamu
di rumah ini Hendri mengetahui bahwa tak lama lagi kedua anak wanita
yang akan diperkosanya itu pulang dari ngaji. Laki-laki ini mengumpat
pelan sebelum kemudian, Hendri berlutut di belakang Mufidah. Mufidah
menggigil dengan tubuh kejang ketika kemudian wanita Kader Partai
Keadilan ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu merogoh lewat
bagian bawah jubahnya, lalu menarik turun sekaligus rok dalam dan
celana dalamnya.Tubuh Mufidah gemetar oleh rasa malu dan takut ketika
tanpa diduganya, Hendri menyingkap bagian bawah jubah birunya ke atas
sampai ke pinggang.
Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam
ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang. Hendri justru
merasa takjub melihat istri rekan bisnisnya ini dalam keadaan
telanjang bagian bawah tubuhnya. Sungguh, laki-laki ini tidak
pernah menyangka kalau sore ini akan melihat kemulusan tubuh istri
Mas Syamsul yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat.
Pertama kali Hendri melihat Mufidah, laki-laki ini memang sudah
tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih ini walaupun
sebenarnya Hendri juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan
dengan Mufidah wajah istrinya tidak ada apa-apanya. Namun kealiman
wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar
membuatnya merasa segan juga disamping Mufidah adalah istri teman
bisnisnya. Tetapi seringkalinya dia bertamu ke rumah mas Syamsul dan
bertemu istrinya membuat Hendri semakin terpikat dengan kecantikan
istri mas Syamsul ini. selama ini memang Hendri selalu melihat
Mufidah dalam keadaan memakai pakaian jubah panjang dan jilbab yang
lebar, namun Hendri dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini
melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan kemontokan pantatnya
yang terlihat.Hendri tidak menyangka kalau bagian tubuh Mufidah yang
selama ini tersembunyi, sore ini dapat dinikmatinya.
Muka Mufidah merah padam ketika diliriknya, mata Hendri masih
melotot melihatnya yang setangah telanjang. Celana dalam dan rok
dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah
kakinya setelah ditarik turun oleh Hendri, sehingga wanita alim ini
tidak lagi memakai celana dalam. Bentuk pinggul dan pantat wanita
alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Hendri. Belahan
pantat Mufidah yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta
putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah
menggelegak sedari tadi kian menggelegak.Diantara belahan pantat
Mufida terlihat belahan bibir kemaluan wanita istri rekan bisnisnya
yang kemerahan terlihat menggiurkan.
“Mbak Mufidah..Kakimu direnggangkan. Aku ingin melihat memekmu…”
desis Hendri sambil jongkok menahan birahinya melihat bagian
kehormatan istri rekan bisnisnya.
Wanita Partai Keadilan ini menyerah, ia merenggangkan kakinya. Dari
bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan. Di
pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya, meski
tak lebat namun terlihat rapi. Hendri kagum melihat kemaluan Mufidah
yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Jangaan..diik..hentikaaan…anak-anaku sebentar lagi pulang “
pinta Mufidah dengan suara bergetar menahan tangis, ketika wanita
alim ini merasakan tangan Hendri meremas-remas bongkahan pantatnya
yang telanjang. Namun Hendri seolah tak mendengarnya justru tangan
kemudian lelaki itu menguakkan bongkahan pantat Mufidah lantas
mendekatkan wajanhnya menciumi pantat mulus yang montok itu. Mufidah
menggeliat terlebih ketika lidah Hendri mulai menyentuh anusnya.
Mulut Mufidah mulai merintih dan tubuh ibu muda berjilbab ini
mengejang ketika wanita ini merasakan lidah lelaki itu menyusuri
belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya. Dengan
bernafsu Hendri menguakkan bibir kemaluan Mufidah yang berwarna merah
jambu dan lembab.
Tubuh wanita Partai Keadilan ini mengejang hebat saat lidah lelaki
itu menyeruak ke liang vaginanya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu
menyapu klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun
ini tak kuasa menahan erangannya ketika bibir lelaki itu mengatup dan
menyedot-nyedot klitorisnya,dan menit-menit selanjutnya Mufidah
semkin mengerang jalnag oleh birahi ketika Hendra seakan mengunyah-
ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Mufidah belum pernah
diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Syamsul, suaminya.
“Hmmm…, memekmu enak , Mbak Mufidah….” kata Hendri itu sambil
berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri rekan bisnisnya
ini,walaupun tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Mufidah.
“Aihhhh…eungghhhh….” Mufidah mengerang dengan mata mendelik,
ketika beberapa saat kemudian sesuatu yang besar,panjang dan panas
mulai menusuk kemaluannya melalui belakang. Tubuh wanita berjilbab
ini mengejang ketika menyadari kemaluannya tengah dimasuki penis
Hendri dan aktivis Partai Keadilan ini hanya bisa pasrah.Hingga
sekejap kemudian Mufidah merasakan batang penis Hendri yang jauh
lebih besar dan panjang di banding milik suaminya, telah bersarang di
liang kemaluannya hingga menyentuh rahimnya.Tubuh Mufidah hanya mampu
menggelinjang ketika Hendri mulai menggerakan penis dalam jepitan
kemaluannya
“Mmmfff…enak juga ngentot Mbak Mufidah tanpa melepas
bajunya….nnghhh…” kata Hendri di belakangnya sambil menggerakkan
pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah.Mufidah dapat
merasakan penis Hendri yang kini tengah menusuk-nusuk liang
kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya.
Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Mufidah, lalu jari
tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas
dipilinnya dengan lembut, membuat wanita Partai Keadilan yang alim
ini menggigit bibirnya.
Mufidah tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar
kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah, apalagi
tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu ke
balik cup BH-nya dan memilin-milin puting susunya yang peka…
“Ayo Mbak Mufidah….ahhhh…jangan bohongi dirimu
sendiri…nikmati…ahh….nikmati….” Hendri itu terus memaju
mundurkan penisnya yang terjepit vagina wanita muda yang alim ini.
Mufidah menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan
kenikmatan di tengah tekanan rasa sakit dan malu. Tapi ia tak mampu.
Mufidah mendesah dan mengerang denagn tubuh menggelinjang jalang dan
akhirnya dalam waktu beberapa menit kemudian wanita Partai Keadilan
ini menjerit saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru
pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani
pernikahan dengan mas Syamsul.
Tubuh Mufidah langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya
selangkah lagi sampai ke puncak. Terus mengaduk vaginanya dengan
kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang, ia menusukkan penisnya
sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini.Kedua
tangannya mencengkeram payudara Mufidah yang padat dan montok dengan
kuat.
Mufidah yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan
sensasi aneh saat bagian dalam vaginanya disembur cairan hangat mani
dari penis Hendri yang terasa banyak membanjiri liang vaginanya.
Mufidah kembali merintih, mirip suara anak kucing, saat perlahan
Hendri menarik keluar penisnya yang lunglai.
Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi
ruang pikiran wanita Partai Keadilan ini. Mufidah terisak dengan
tangan bertumpu pada meja dapur.
“Sudah, Mbak Mufidah nggak usah nangis! toh mbak Mufidah ikut
menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa kalau mau
selamat !!” kata Hendri itu dengan tekanan keras sambil membenahi
celanannya.
Mufidah diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri dan wanita
Partai Keadilan hancur, namun tak urung matanya sempat mengamati
penis Hendri yang sebelum laki-laki ini merapikan celananya. Ada rasa
takjub pada diri Mufidah melihat ukuran penis tamu suaminya tersebut,
walaupun tidak sedang dalam keadaan tegang. Hendri tidak menyadari
kalau penisnya tengah diamati oleh wanita yang telah diperkosanya
itu, hingga setelah merapikan celanya laki-laki ini buru-buru keluar
dari dapur dengan gugup.
Mufidah itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan ketika, ketika
dilihatnya Hendri telah pergi dari dapur dan beberapa saat kemudian
tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Hendri berlalu meninggalkan
halaman rumahnya. Mufidah terisak menyesali nasib yang menimpanya,
namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati ketika tamu
suaminya itu memperkosanya, namun wanita Partai Keadilan ini buru-
buru menghapus air matanya ketika didengarnya dua anaknya pulang
dengan ceria.
Ditulis oleh gurmiwang
Disimpan di Uncategorized
34 Komentar »
Gadis Partai Keadilan di Warnet
Januari 25, 2007

Cerita yang saya tulis di sini adalah cerita nyata yang benar-benar
dialami seorang Mahasiswa Jogja saat berada di Jakarta.

Kejadiannya ketika siang itu aku tengah bermain internet di sebuah
Warnet di Kawasan Rawamangun,Jakarta Timur.Aku belum lama
surfing,ketika datang dua orang gadis yang tampaknya mereka adalah
dua orang mahasiswi. Gadis yang pertama,berwajah manis dengan rambut
panjang ,dia memakai kaos coklat dan celana jeans biru muda.Temannya
adalah seorang gadis dengan wajah yang cantik,mirip Kelly Hu dalam
filmThe Scorpion King ,hanya dia terlihat sebagai seorang gadis yang
alim ketika aku melihat jilbab yang dikenakannya.Gadis berwajah
mirip “Kelly Hu” ini memakai jilbab putih yang lebar menutupi bagian
atas tubuhnya hingga ke pinggulnya.Gadis ini juga memakai pakaian
panjang berbentuk jubah hingga mata kaki berwarna biru tua ,terlihat
serasi berpadu
dengan jilbab putih yang lebar itu.Sepasang kaus kaki putih juga
terlihat rapat membungkus sepasang kakinya. Aku melihat sebuah bros
berlambang Partai Keadilan tertempel pada jilbab putihnya. Agaknya
gadis ini anggota atau simpatisan Partai Keadilan. Memang biasnya
wanita Partai Keadilan cirinya berpakian seperti itu.

Kedua gadis itu mendapatkan terminal Komputer tepat di depanku.Kedua
gadis itu sempat melirikku beberapa saat ketika aku memperhatikan
mereka,namun dengan cepat gadis yang berjilbab itu mengalihkan
pandangannya.Sesaat kemudian,kedua gadis itu sibuk dalam pekerjaan
mereka,agaknya mereka tengah membuat skripsi.Gadis yang berjilbab
putih itu duduk tepat di depan layarmonitor komputer,sehingga
membuatku tak bisa melihat kecantikan “Kelly Hu” berjilbab ini karena
terhalang monitor.Mataku hanya bisa melihat si hitam manis berambut
panjang yang duduk di samping gadis berjilbab ini.

Dalam Warnet itu sekat antara satu terminal komputer dengan terminal
komputer lainnya hanya berupa papan triplex setinggi 1 meteran
berwarna coklat muda.Jumlah terminal Komputer dalam Warnet itu
sekitar 10 buah,4 komputer diantaranya mengelompok tersendiri yaitu
komputer yang aku pakai,kemudian di sebelahku satu komputer namun
rusak sementara dua komputer didepanku masing-masing dipakai seorang
laki-laki dan kedua gadis tersebut.Meja komputer yang digunakan juga
meja kompuer biasa yang bagian bawahnya terbuka sehingga seseorang
yang berada di depan layar komputer masih terlihat bagian bawah
tubuhnya,seperti gadis berjilbab di depanku ini.Wajah cantiknya
memang terhalang monitor komputer,tetapi pakaian panjang hingga mata
kaki yang dikenakannya dengan sepasang kaus kaki yg membungkus kedua
kakinya masih terlihat olehku.Beberapa kali aku mencoba mencuri
pandang melihat wajah gadis berjilbab yang mirip aktris Kelly Hu
ini,namun layar monitor berukuran 14 ” itu mengahalangi keinginanku.

Sesaat kemudian terdengar ketukan tuts dari keyboard komputer yang
dipakai kedua gadis itu.Nampaknya mereka tengah mengetik dari sebuah
makalah.Sesekali terdengar perbincangan antara kedua gadis itu yang
membuatku akhirnya tahu kalau gadis yang berambut panjang itu bernama
Dewi sementara si”Kelly Hu”berjilbab itu bernama Ifah dan akhirnya
aku juga tahu kalau kedua gadis itu adalah mahasiswi tingkat akhir di
Universitas Negeri Jakarta yang memang terhitung dekat dengan lokasi
warnet ini, dan ternyta keduanya adalah saudara sepupu,

agaknya mereka tengah mengetik sebuah skripsi. Tetapi
belum lama Ifah mengetik,aku lihat Dewi pamit pulang kepada gadis
berjilbab ini.Rupanya Ifah cuman minta diantarkan ke warnet
tersebut, dan dugaanku benar kalau gadis bernama Ifah ini adalah
anggota Partai Keadilan, ketika dia menyebut setelah selesai mengetik
akan ke kantor Parati Keadilan Jakarta Timur unruk rapat .Gadis
berjilbab dari Partai Keadilan ini sempat berdiri di depan
komputernya
ketika Dewi berpamitan sehingga aku bisa kembali melihat wajahnya
yang mirip Kelly Hu,cuman sekejap saja.Setelah Dewi keluar dari
Warnet itu,kembali Ifah menekuni ketikannya dan wajah cantiknya
kembali tersembunyi di belakang layar monitor yang tepat berada di
depanku.Aku menggurutu begitu melihat wajah si “Kelly Hu”ini
terhalang oleh layar komputer itu.

Suasana Warnet kembali hening,hanya terdengar ketukan keyboarad di
komputer Ifah dan suara klik mouse komputer.Aku lihat user dalam
warnet itu siang itu memang cuma aku,gadis Partai Keadilan berjilbab
bernama Ifah itu
serta seorang laki-laki yang memakai komputer di sebelah Ifah.Penjaga
warnetnya pun terlihat tertidur di mejanya.Aku pun kembali surfing
sambil sesekali mencoba mencuri pandang wajah Ifah yang terhalang
layar komputer itu.Seandainya komputer di sebelahku nggak rusak,pasti
aku akan berpindah komputer sehingga aku bisa melihat wajah si”Kelly
Hu”berjilbab putih ini karena sudut penglihatannya memungkinkan
sekali.

“Ups !!”seruku refleks ketika tiba-tiba pensil yg ada dalam meja
komputerku terjatuh ke lantai,tersenggol lenganku.Dengan bersungut-
sungut aku aku membungkukkan badan mengambilnya,namun ketika pensil
itu dapat kuambil tanpa sengaja mataku memandang ke arah meja yang
dipakai Ifah tepat di depan mejaku.Dan sedetik kemudian mataku
membesar.

“Ohhhh!!”desisku lirih.Darahku mendadak terasa mengalir lebih cepat
ketika mataku menatap meja komputer yang dipakai Ifah di depanku
ini.Meja Komputer itu memang terbuka pada bagian bawahnya sehingga
setpa orang yang memakai komputer akan terlihat bgain bawah
tubuhnya.Entah disadari atau tidak oleh Ifah,pakaian panjang biru tua
yang dikenakan gadis Partai Keadilan berjilbab ini semula menutupi
hingga mata kaki
dengan sempurna dan rapat,tetapi mataku kini melihat ujung pakaiannya
telah tertarik ke atas,tidak lagi menutupi hingga mata kaki seperti
semula.Pangkal kaus kaki yang semula tersembunyi di balik pakaian
panjangnya kini terlihat,bahkan sebagian kulit betisnya yang putih
mulus pun terlihat.”Glek..mulus sekali”desisku pelan.

Tubuhku sedikit gemetar,dadaku berdebar kian cepat .Aku tidak menduga
mendapat pemandangan seperti ini.Aku tahu seandainya aku semakin
merendahkan pandanganku,aku bisa melihat bagian bawah gadis Partai
Keadilan berjilbab
ini lebih leluasa.Namun aku menyadari kalau laki-laki yg memakai
komputer di sebelah Ifah bisa melihatku tengah mengintip gadis
berjilbab ini.Akhirnya aku pun hanya mampu mengumpat-umpat dalam hati
dengan perasaan yang tidak karuan.Aku lihat ternyata betis gadis
Partai Keadilan
berjilbab yang tersembunyi di balik pakaian panjangnya itu brebentuk
amat indah dan berbulu halus.Betis itu terlihat begitu terawat dan
mulus .

Ketika aku tengah mengkhayalkan betis gadis berjilbab di depankau
ini,mendadak laki-laki yg memakai komputer di sebelah Ifah
berdiri.Rupanya laki-laki itu telah selesai menggunakan
komputer.Dengan acuh tak acuh dia meninggalkan Warnet ini,bahkan dia
tidak membangunkan penjaga warnet yg tertidur itu.Aku nyaris
menegurnya,tapi kemudian mengurungkan niatku ini Jakarta kok….

Sepeninggal laki-laki itu,dalam warnet itu cuman aku, Ifah yg tengah
sibuk mengetik serta penjaga warnet yang tertidur. Aku kini menjadi
kian merasa leluasa mengintip bagian bawah tubuh gadis Partai
Keadilan berjilbab yang
cantik ini.Dengan senyuman penuh birahi,aku kembali membungkukkan
badan sehingga kembali mataku kembali memandang bagian bawah tubuh
Ifah yang sedikit terbuka itu.

Aku kian menelan ludah dengan tubuh kian menggigil ketika aku kian
merendahkan tubuhku,nyaris menyentuh lantai warnet yang terbuat dari
keramik putih .Mataku kini tak cuman menangkap kemulusan betis mulus
yang terlihat pada pangkal kaus kaki Ifah,namun mataku dapat
menikmati kemulusan betis gadis berjilbab ini hingga ke pangkal
betisnya.

“Betis yang indah”desisku dengan mataku lekat menatap betis Ifah yang
tersingkap di bawah meja komputernya itu.Gadis Partai Keadilan itu
terlihat
masih sibuk mengetik saat mataku kian jalang menatap keindahan betis
yang putih mulus ini.Rasanya aku ingin menjamah betis gadis berkulit
putih ini.Kian lama memandang betis Ifah,nafsu birahiku kian
terbakar.Lantai warnet yang terbuat dari keramik putih ,memantulkan
cahaya menerangi betis yang tersingkap itu membuat betis gadis Partai
Keadilan
berjilbab ini kian merangsang nafsu birahiku.Mataku sendiri seakan
tak berkedip menatap keindahan betis Ifah yg terbuka di depanku itu.

Aku terkejut ketika tiba-tiba Ifah menggerakan tubuhnya,karena aku
menyangka Ifah telah selesai mengetik.Runyam kalau dia tahu kalau
bagian bawah tubuhnya yg terbuka tengah kuintip.Namun ketika aku
hendak bergegas bangkit,rupanya Ifah hanya sekedar memajukan tubuhnya
di kursi.Gadis berjilbab ini berkulit putih inipun segera melanjutkan
kasyikannya mengetik,bahkan kini kedua kakinya di tumpangkan pada
kayu yang menyilang di bawah meja komputer itu,namun justru hal ini
membuat ujung pakaian panjangnya itu kian tertarik ke atas.

“Ohhhh..!!”desisku dengan mata membelalak lebar melihat pemandangan
di depanku ini.Saat ini tak hanya betis gadis Partai Keadilan
berjilbab ini yang
dapat kulihat,namun setelah Ifah duduk dengan menumpangkan kedua kaki
di kayu itu,justru kini pakaian panjang yang dikenakannya kian
terbuka di depanku.Sepasang paha gadis berjilbab yang semula
tersembunyi di balik pakaian panjangnya,saat ini terlihat jelas oleh
mataku.Paha yang putih mulus itu terlihat amat menggiurkan dan
membuatku kian bernafsu ingin mengelusnya.Sepasang paha Ifah itu
bulat padat dan putih mulus menggiurkan.Aku tak pernah melihat paha
seorang gadis Partai Keadilan berjilbab rapat sebelumnya,ternyata
paha seorang gadis
Partai Keadilan berjilbab seperti Ifah ini luar biasa menggiurkan
membuat nafsu
birahiku menggelagak.Penisku pun semakin keras terangsang melihat
pemandangan yang merangsang ini,nafaskupun mulai ternegah dengan
darah yang mengalir kian cepat menahan gelegak birahi.Seakan-akan
gadis berjilbab ini sengaja memamerkan kemulusannya padaku.

Lantai warnet yang terbuat dari keramik putih itu,memantulkan sinar
matahari yang jatuh ke lantai , membuat bagian bawah tubuh Ifah yang
terbuka kian jelas terlihat.Pantulan sinar itu membuat betis dan paha
gadis berjilbab yang putih mulus itu semakin menggiurkan dan membakar
birahiku.Dengan kian bernafsu,aku semakin membungkukkan badanku,agar
aku bisa melihat bagian bawah tubuh gadis Partai Keadilan berjilbab
yang tengah
terbuka ini.Mataku membelalak kian lebar ketika aku kini akhirnya aku
dalam keadaan berbaring di lantai di bawah meja komputerku yang
berada tepat di depan meja yang dipakai gadis berjilbab ini.Penisku
kian terasa mengeras ketika kemudian mataku menyusuri kemulusan paha
mulus gadis Partai Keadilan berjilbab ini kian ke atas hingga ke
pangkal pahanya,aku
ternganga melihat gundukan di antara pangkal paha gadis berjilbab
ini.Nafsuku makin menggelegak melihat gundukan kemaluan yang masih
terbungkus celana dalam krem dengan ketat. Aku melihat celana dalam
yang membungkus kemaluan gadis berjilbab ini terlihat cukup
tipis,sehingga mataku bisa melihat belahan kemaluannya walaupun
samar.Gundukan kemaluannya terlihat begitu montok dan menggiurkan dan
samar terlihat rambut agak lebat yang menutupi kemaluannya tersebut.

Cukup lama aku menikmati pemndangan di bawah meja komputer
ini.Pemandangan yang menggiurkan dan membuat nafsu birahiku
menggelgak.Aku melihat Ifah masih asyiik mengetik.Gadis Partai
Keadilan berjilbab ini
tak menyadari kalau bagian bawah tubuhnya menjadi santapan
mataku,bahkan bagian tubuhnya yang paling rahasia.Aku sendiri kian
tak tahan disuguhi pemndangan yang merangsang birahiku,sehingga
akhirnya aku mengeluarkan penisku yang telah mengeras kemudian mulai
mengelus-elusnya.

“Ahhh..ehmmm”desisku lirih sambil mengocok batang kemaluanku yang
tegang.Mataku nayris tak berkedip menatap gundukan kemaluan gadis
berjilbab yang tertutup celana dalam warna krem.Semakin lama lama aku
semakin merasa enak mengocok penisku sembari membayangkan penisku
masuk ke dalam kemaluan gadis Partai Keadilan di depanku
ini.”Ohhh..enaaaaaknya “desisku dengan suara lirih.Semakin lama aku
merasakan semakin nikmat dan akhirnya aku sampai pada puncak
kenikmatanku.Dengan membayangkan penisku dalam kemaluan gadis
berjilbab ini,aku mengerang sambil menyebut nama gadis Partai
Keadilan di
depanku ini.

“Ouhhhh..Ifaaaah..ahhhh.enaaaaaaak..”erangku ketika cairan spermaku
muncrat keluar dari penisku yg terangsang.Aku merasakan kenikmatan
yang luar biasa ketika akhirnya penisku memuntahkan cairan kental
putih yang hangat cukup banyak.

Namun alangkahnya terkejutnya aku,ketika baru sekejap aku merasakan
kenikmatan itu.Aku mendengar Ifah terpekik dan segera aku tersadar
saat aku melihat gadis Partai Keadilan berjilbab yang semula tengah
asyik
mengetik,terbelalak melihatku terbaring di lantai dengan penis yang
tersembul keluar berlumuran sperma.Wajah gadis berkulit putih ini
terlihat merah padam.Dalam sekejap gadis berjilbab ini segera
menyadari keadaannya sehingga bagian bawah tubuhnya yang semula
terbuka lebar kini tertutup kembali.Pakaian jubah panjang biru yang
semula
tersingkap lebar,kini kembali menutupi bagian bawah tubuhnya dengan
rapatnya.Bergegas pula aku berdiri sambil membenahi restlutingku
kemudian dengan bergegas aku meninggalkan komputer yang aku pakai itu.

Ketika aku berjalan menuju penjaga warnet yang agaknya terbangun oleh
pekikan gadis berjilbab ini,aku sempat melirik gadis ini terlihat
menutupi mukanya dengan kedua tangannya.Sedangkan penjaga warnet
hanya memandangku dengan pandangan bertanya-tanya,namun dia tak
menanyakan apapun.

Kenangan 20 September 2002, Rawamangun Jakarta Timur
Ditulis oleh gurmiwang
Disimpan di Uncategorized
76 Komentar »
PERJALANAN MALAM KADER WANITA PARTAI KEADILAN Bag-2
Januari 25, 2007

Saat Robby dan Nida sedang menuju puncak birahi mereka, mendadak bis
Rosalia Indah berbelok ke halaman sebuah rumah makan di daerah
Cirebon lantas berhenti. Kedua manusia ini terkejut karena lampu bis
yang semula remang-remang dinyalakan hingga menjadi terang benderang.
Dengan kegugupan luar biasa, Nida segera melepaskan penis Robby yang
ada di mulutnya lantas dengan cepat dia membenahi kancing-kancing
jubahnya yang terbuka. Jilbab putih lebar yang semula awut-awutanpun
segera dibenahi. Wajah wanita cantik kader Partai Keadilan ini merah
padam. Robby pun dengan bergegas membenahi restluting celana jeansnya
sebelum seluruh penumpang terbangun.
Tak lama kemudian, kondektur bus segera membangunkan para penumpang
dan meminta mereka untuk turun beristirahat. Memang demi keamanan,
apabila bus berhenti pada rumah makan, seluruh penumpang diminta
utnuk turun. Dengan agak malas-malasan para penumpang pun satu
persatu menuju rumah makan untuk beristirahat atau sekedar ke toilet
termasuk Robby dan Nida.
Nida masih tengah berusahamenyadari keadaan dirinya, ketika tiba-tiba
Robby menggamit lengannya.
” Mbak kita turun di sini saja” desis mahasiswa sebelahnya tersebut.
Wanita PK yang masih berwajah kemerahan itu mengernyitkan keningnya.
“Saya harus ke Jakarta, ada rapat Partai ” jawab Nida
“Aah..besok pagi aja ke Jakartanya…..”sergah Robby, lantas tangan
ibu muda berusia 32 tahun ini ditariknya bahkan tas yang dibawa Nida-
pun segera diambilnya.
Ketika seluruh penumpang beristirahat di rumah makan, Nida justru
ditarik Robby menuju ke sebuah Losmen terdekat. Entah kenapa, wanita
Partai Keadilan yang alim ini seakan tak kuasa untuk menolak ajakan
mahasiswa ini. Bahkan ketika Robby meminta Kartu Anggota Partai
Keadilan yang dipunyainya sebagai tanda pengenal yg diminta petugas
losmen, Nida segera memberikannya.
“jangan curiga pak, kami anggota PK dan sudah menikah….ini KTA
istri saya, kebetulan dompet saya ketinggalan” kata Robby lantas
tanpa kesulitan, petugas losmen yang melihat kealiman Nida segera
memberikan kunci kamar yang diminta.Petugas losmen ini memang yakin
kalau pasangan ini adalah pasanagn suami istri, walaupun dilihatnya
wanitanya terlihat lebih tua dari laki-lakinya.
Nida masih tercekam perasaan aneh, ketika Robby telah menutup pintu
kamar Losmen dan mengunci pintunya.
Robby tersenyum penuh nafsu ketika dilihatnya Nida masih termangu-
mangu kebingungan.
” jangan bingung mbak, mbak besok masih bisa ke jakarta. sekarang
kita istrirahat dulu.” kata mahasiswa ini sambil melepas jaket
almamater yg dipakainya lantas menghampiri wanita PK yang cantik ini.
Wanita Partai Keadilan berwajah cantik setengah meronta ketika tangan
Robby tiba-tiba merengkuh tubuhnya lantas memeluknya dengan ketat.
” Mbak Nida…..cantiik sekali !”desah Robby yang kini memeluknya
lantas tanpa mendapat perlawanan dari Nida, bibir mahasiswa ini
segera melumat bibir wanita berusia 32 tahun ini dengan penuh nafsu.
Nida menggelinjang ketika bibirnya dilumat oleh mahasiswa tampan
ini.Bahkan ketika tangan Robby menggerayangi dadanya yag masih
tertutup jubah dan jilbab putih yang panjang lantas meremas-remasnya,
wanita Partai Keadilan ini mulai merintih. Akal sehatnya telah hilang
berganti dengan hasrat untuk mendapatkan kepuasan yang sekian bulan
tak pernah didapatkannya.
Beberapa saat kedua bibir itu saling melumat dengan nafas yang
mendengus-dengus, sebelum kemudian keduanya rebah berguling ke atas
ranjang kamar losmen itu hingga menimbulkan derit agak nyaring.
Kedua manusia lain jenis ini masih bercumbu dengan hangat di atas
ranjang. Tubuh Nida menggelinjang-gelinjang hebat oleh desakan birahi
yang dirasakan wanita ini. Gelinjangan Nida yang liar ini tenyata
menyebabkan jubah panjang yang semestinya menutupi tubuh wanita
Partai Keadilan ini hingga mata kaki, tersingkap sangat lebar hingga
ke pinggang dan celan dalam yang dipakainya kini terlihat membuat
Nida terlihat nyaris telanjang.
Saat Robby melepaskan cumbuannya, mata mahasiswa ini melotot lebar
melihat keadaan Nida’. Di kampus Robby, banyak mahasiswi yang aktif
sebagai kader wanita Partai Keadilan. Robby tak pernah melihat tubuh
mereka karena tubuh mereka selalu tertutup dengan pakaian jubah
panjang hingga mata kaki, tetapi yang dilihatnya malam ini adalah
pemandangan seorang kader wanita Partai Keadilan yang sangat
merangsang.
Nida adalah seorang wanita cantik berusia 32 tahun selalu menutup
tubuhnya dengan pakaian panjang yang menutup hingga mata kaki, tetapi
malam ini jubah panjang yang dipakainya tersingkap hingga ke pinggang
sampai celana dalamnya terlihat. Sepasang betis Nida memang masih
tertutup kaus kaki berwarna krem yang panjang namun sepasang paha
wanita berkulit putih mulus ini telanjang hingga ke pangkal pahanya.
Sepasang paha wanita Partai Keadilan ini terlihat sangat padat dan
kencang serta sangat mulus tanpa cacat hingga selangkangannya.
Libido Robby semakin menggelegak melihat selangkangan Nida yang masih
tertutup celana dalam warna putih dengan ketat. Celana dalam katun
itu cukup tipis untuk memamerkan belahan kemaluan wanita Partai
Keadilan yang sangat montok membukit serta sejumput rambut hitam yang
menghiasinya. Celana dalam putih tersebut terlihat mulai agak basah.
Nida terpekik lirih ketika tanpa diduganya, Robby membuka kadua
pahanya lantas wajah mahasiswa yang baru dikenalnya dalam bus
dirapatkan pada bagian yang paling dijaganya selama ini lantas
dirasakannya bagian kehormatanya ini dicium dan dikunyah-kunyah oleh
mahasiswa ini dnegan sanag bernafsu. Wanita Partai Keadilan yang
cantik ini hanya menggeliat-geliat sambil merintih rintih hebat
menahan birahinya, terlabih ketika Robby menarik turun celana dalam
yang menutupi bagian tubuhnya yang paling dijaga ini, lantas dikunyah-
kunyah kembali oleh mahasiswa ini, Nida mengerang-ngerang penuh
birahi.
Nida sudah menikah lebih dari 5 tahun, namun baru sekarang inilah
kemaluan wanita ini diciumi dan dikunyah-kunyah yang membuatnya
terangsang hebat. Nida seuadh benar-benar lupa dengan statusnya
sebagai istri sekaligus Kader Wanita Partai Keadilan sehingga wanita
ini tak menolak ketika beberapa saat kemudian, Robby yang telah puas
dangan kemaluan wanita ini melucuti seluruh pakaian yang melekat di
tubuhnya.
Kamar Losmen ini menjadi saksi ketika seorang kader wanita Partai
Keadilan yang alim ditelanjangi oleh laki-laki yang bukan suaminya,
ketika jubah panjang berwarna hijau yang dipakai Nida sejak dari
Jogja dilucuti dan tergeletak di lantai kamar. Disusul kemudian
jilbab putih lebar yang menutupi kepalanya pun juga tergeletak di
lantai, lantas celana dalam dalam dan BH juga kini teronggok di
lantai. Kaus kaki dan rok dalam yang semula ikut menutupi bagian
tubuhnya kini pun teronggok di samping jubah dan jilbab panjang itu.
Nida, seorang kader wanita Partai Keadilan yang cantik kini telanjang
bulat di depan seorang mahasiswa yang bukan suaminya.
Robby terpesona melihat keindahan wanita yang kini terlentang bugil
di atas ranjang. Mahasiswa ini nyaris tak percaya melihat dirinya
mampu menelanjangi wanita yang semula dilihatanya sangat alim.
Sungguh, Nida adalah seorang wanita yang nyaris sempurna. Wajahnya
lembut mirip Andi Merriem Mattalata, rambutnya hitam ikal dan oanjang
tergerai hingga ke pundak. Kulitnya putih mulus dan sangat halus.
Sepasang payudaranya juga montok membusung dnegan puting susu
kemerahan yang kini mencuat tegak. Perut ibu muda ini juga terlihat
ramping nyaris tanpa kerutan. Kemaluan kader cantik Partai Keadilan
ini sangat montok dengan belahan kemaluan yang kemerahan serta rambut
kemaluan yang agak lebat. Disamping paha dan betis yang putih mulus
yang kenacng dan padat.
Robby menjadi tak tahan. Mahasiswa ini segera melucuti seluruh
pakaian yang melekat pada tubuhnya sebelum kemudian dia menindih Nida
yang tengah pasrah. Nida sempat melirik penis besar Robby sebelum
penis besar dan panjang itu mulai melesak ke dalam liang kemaluan
wanita Partai Keadilan ini. Nida mengerang dan merintih kenikmatan
saat dirasakannya penis Robbby menyusuri liang kemaluannya kian
dalam, dan wanita ini harus membuka pahanya lebar-lebar karena baru
kali ini kemaluan wanita berusia 32 tahun ini dimasuki penis yang
besar dan panjang sperti milik Robby.
Tak berapa lama kemudian, ranjang losmen itu berderit -derit ketika
Robby menaik turunkan pantatnya diatas kemaluan Nida. Kini Robby i
mulai menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam liang
kamaluan wanita PK sempit yang hangat itu. Liang itu berdenyut-
denyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Robby
mendektakan mulutnya ke mulut Nida. Mereka pun berciuman mesra
sekali, saling menggigit bibir, bertukar ludah dan mempermainkan
lidah di dalam mulut yang lain. Tangan Robby juga menggerayangi
payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremas-
remasnya perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian puting
susu yang sudah mencuat ke atas. Tangan Nida membelai-belai kepala
mahasiswa ini dengan lembut. Pinggul wanita Partai Keadilan yang
besar ini digoyang-goyangkan agar Robby merasakan kenikmatan di dalam
selangkangannya. Sementara vaginanya sendiri mulai berlendir dan
gesekan alat kelamin kedua manusia lain jenis ini itu menimbulkan
bunyi yang seret-seret basah. “Prrttt… prrrttt… prrttt..
ssrrrtt… srrrttt… srrrrttt… ppprttt… prrrttt…”

Penis besar Robby memang terasa sekali, membuat kemaluan Nida seperti
mau robek. Vagina wanita berusia 32 tahun ini menjadi membengkak
besar kemerah-merahan seperti baru melahirkan. Membuat syaraf-syaraf
di dalam liang senggamanya menjadi sangat sensitif terhadap sodokan
kepala penis mahasiswa ini. Sodokan kepala penis itu terasa mau
membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti
cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan Robby membuat Nida
merasakan nikmat yang luar biasa. Meski agak pegal dan nyeri tapi
rasa enak di kemaluannya lebih besar. Ia merasakan seperti saat malam
pertama. Agak sakit tapi enak. Lendirnya kini makin banyak keluar
membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada wanita Partai
Keadilan ini. Ketika Robby membenamkan seluruh batang
kemaluannya,Nida merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut-
denyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan
diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi mahasiswa ini menyodok-
nyodokkan penisnya dengan keras.

Nida kini mulai menuju puncak orgasme. Vaginanya mulai menjepit-jepit
dengan kuat penis Robby. Kaki wanita Partai Keadilan ini diangkat
menjepit kuat pinggang Robby dan tangannya menjambak-jambak rambur
mahasiswa ini. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, Nida
memuncrakan cairan dari dalam lubang kemaluannya menyiram dan
mengguyur kemaluan Robby disertai erangan panjang penuh kenikmatan.
Setelah itu Nida terkulai lemas di bawah tubuh berat Robby. Kaki
wanita Partai Keadilan ini mengangkang lebar lagi pasrah menerima
tusukan-tusukan kemaluan Robbyi yang semakin cepat.

Tanpa merasa lelah Robby terus memacu penisnya dan sesekali
menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek
setiap sudut kemaluan wanita alim ini. Suara bunyi becek makin keras
terdengar karena liang kemaluan NIda itu kini sudah dibanjiri lendir
kental yang membuatnya agak lebih licin. Nida mulai merasakan pegal
di kemaluannya karena gerakan Robby yang bertambah liar dan kasar.
Tubuhnya ikut terguncang-guncang ketika Rudi menghentak-hentakkan
pinggulnya dengan keras dan cepat. “Plok.. plokk… ploll.. plookk…
crrppp… crrppp… crrrppp… srrrpp… srrppp…” Bunyi keras
terdengar dari persenggamaan keduanya itu. “Robby ouhhh pelan, …!”
desis Nida’ sambil meringis kesakitan. Kemaluannya terasa nyeri dan
pinggulnya pegal karena agresivitas Robby yang seperti kuda liar.
Akhirnya Robby mulai mencapai orgasme. Dipagutnya leher jenjang Nida
dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya
keras berkali-kali membuat tubuh Nida ikut terdorong. Muncratlah air
mani dari penisnya mengguyur rahim dan kemaluan wanita Partai
Keadilan ini. Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar
membasahi permukaan sprei ranjang losmen ini.
Setelah mencapai puncak kenikmatan keduanya terlentang lemas,
sementara Nida belum sepenuhnya menyadari keadaanya. Ketika kemudian
kesadaran wanita Partai Keadilan ini perlahan mulai kembali, Robby
mengajkanya kembali bercumbu dan wanita ini tak kuasa menolaknya.
Akhirnya malam ini 3 kali Nida disetubuhi Robby dan 3 kali pula
wanita Partai Keadilan ini mencapai orgasme yang tak pernah
didapatkan dalam pernikahannya sebelum kemudian mereka berdua
tertidur kelelahan.
Adzan Shubuh menggema membangunkan Nida’ dan wanita Partai Keadilan
ini terpekik ketika melihat dirinya telanjang bulat sendirian di atas
ranjang losmen yang acak-acakan. Wanita ini menjadi histeris ketika
menyadari keadaanya dan persetubuhannya semalam dengan Robby, bahkan
wanita ini seakan menjadi linglung dan hanya mampu menangis melihat
kalung, gelang dan uang 1,5 juta di dompet serta HP seharga 2 juta yg
baru dibelinya yg dibawanya raib, bersama raibnya mahasiswa yang
semalam menyetubuhinya berulangkali. Wanita Partai Keadilan yang
malang ini hanya mampu meratap menyesali kejadian semalam namun
semuanya kini hanya sia-sia.
Matahari belum lama terbit, ketika Nida yang telah membersihkan diri
keluar dari Losmen dengan langkah gontai. Dari petugas losmen ,
wanita Partai Keadilan ini mengetahui kalau Robby keluar dari kamar
sekitar jam 4 pagi dan Robby hanya meninggalkan 10 ribu rupiah di
dompetnya serta ATM BCA miliknya. Jilbab putih lebar yang dipakainya
berkibar ditiup angin pagi ketika dia menunggu angkutan ke kota
Cirebon untuk mengambil uang di ATM sebelum dia kembali pagi ini juga
ke Jogja. Rencana untuk mengikuti Rakornas bidang Kewanitaan Partai
Keadilan di Jakrta dibatalkannya. Di mata wanita cantik ini terbayang
wajah anak-anaknya dan suaminya ketika teringat semalam dia sangat
menikmati persetubuhan dengan Robby, ada rasa sesal dan berdosa yang
sangat dalam pada wanita Partai Keadilan yang alim ini.( Tamat)
Ditulis oleh gurmiwang
Disimpan di Uncategorized
42 Komentar »
PERJALANAN MALAM SEORANG KADER WANITA PARTAI KEADILAN Bag-1
Januari 25, 2007

Sebuah Kejadian yang menimpa salah seorang Kader Wanita Partai
Keadilan dan selalu berusaha untuk ditutup-tutupi hingga sekarang

PERJALANAN MALAM SEORANG KADER WANITA PARTAI KEADILAN Bag-1
Mendung mulai menggayut kota Yogyakarta ,ketika bus Rosalia Indah
perlahan meninggalkan kota Pelajar itu menuju Jakarta. Seorang wanita
berjilbab lebar berusia sekitar 30 tahunan duduk di salah satu bangku
dalam bis malam itu.Wanita berjilbab ini adalah salah satu Kader
Wanita Partai Keadilan di kota itu,dan dia harus pergi ke Jakarta
untuk menghadiri Rakornas Bidang Wanita Partai Keadilan.Sebenarnya
wanita ini telah bersuami,tapi suaminya memang sudah hampir 6 bulan
berada di luar Jawa, tugas dari perusahaanya.
Terpaksa wanita berwajah cantik ini memutuskan berangkat sendiri ke
Jakarta,untuk menghadiri Rakornas itu setelah mendapat izin dari
suaminya yang berada di Luar Jawa.
Semula dia hendak ikut rombongan Kader Wanita Partai Keadilan lainnya
yang mencarter mobil pribadi ke Jakarta,namun setelah berselisih faham
dengan ,ketua rombongan kemarin yang membuatnya jengkel,wanita
berjilbab ini akhirnya memutuskan untuk berangkat sendiri, agar rasa
jengkel yang dirasakannya reda.
Wanita bernama Nida ini merasa aman di jalan walaupun dia sendirian,
tanpa suaminya. Dengan tubuh terbungkus jubah panjang berwarna hijau
dan berjilbab putih lebar hingga menutup sampai pantatnya,Nida
berpikir siapa yang berani usil meggodaku??.
Bus terus melaju menyusuri jalan berkelok di sekitar Magelang.Hujan
mulai turun sehingga bus yang ber-AC itu kian terasa dingin.Nida’
mengambil Majalah Ummi dari tas,sesaat kemudian wanita berjilbab ini
tenggelam dalam lembaran-lembaran halaman Majalah untuk Muslimah itu.
Menjelang kota Salatiga..Majalah Ummi edisi terbaru itupun habis
terbaca.Tak sengaja Nida’ melirik ke samping teman duduknya yang
sekilas nampaknya seorang pemuda.
Ups..hati Nida tergetar ketika menyadari pemuda di sampingnya
ternyata juga sedang memperhatikanya.Pemuda itu terlihat gugup ketika
mata Nida memergokinya…segera saja dia membuang muka
di mata Nida pemuda itu terlihat cukup baik dan santun..usianya
mungkin sekitar 25 th an.
Sebagai seorang wanita bersuami yang telah matang berusia 32 th
dengan tiga orang anak, Nida hanya tersenyum melihat kegugupannya.
“Mau ke Jakarta dik?’tegur Nida mengawali pembicaraan..Pemuda itu
menoleh dan tersenyum,lantas mengangguk..kemudian dia balik bertanya
dengan pertanyaan yang sama kepada Nida.
Entah mengapa kemudian Nida menjadi akrab dengan teman duduknya
tersebut yang walapun dia seorang laki-laki yang asing,padahal Nida
bukan seorang wanita yang mudah akrab dengan laki-laki lain
sebagaimana Kader Wanita Partai Keadilan lainnya.
Akhirnya Nida mengetahui pemuda itu bernama Robby,seorang Mahasiswa
di Yogya..tapi ada perlu sebentar ke Jakarta sehingga dia berada di
bus ini,wajahnya ganteng dan sangat simpatik.
Dalam perbincangan itu,entah mengapa diam-diam Nida membandingkan
Robby dengan Mas Imam, suaminya yg sejak setengah tahun lalu berada
di Luar
Jawa…Nida melihat tubuhnya sama dengan suaminya,atletis dan tegap
namun kalau wajah Robby lebih ganteng dan kulitnya lebih bersih dan
putih dibanding suaminya.Bahkan dengan dada berdesir,Nida akhirnya
menyadari kalau wajah Robby mirip sekali dengan bekas pacarnya dahulu
sebelum dia mengikuti kajian dan akhirnya menjadi Kader Partai
Keadilan dengan jilbab lebar dana pakaian rapat menutup sekujur
tubuhnya.
Selama ini,Nida memang merasa kesepian,setelah hampir 7 bulan
ditinggal suaminya ke Luar Jawa.Walaupun 3 anaknya dapat
menghiburnya, tapi Nida adalah seorang wanita yang masih relatif muda
sehingga hasrat biologisnya seringkali mengganggu wanita berwajah
cantik ini. Hanya karena dia menyadari dirinya sebagai wanita
berjilbab sekaligus Kader Wanita Partai Keadilan, hasrat biologisnya
tidak menyebabkan jatuh dalam perzinaa. Namun saat ini Nida merasa
terguncang dengan kehadiran Robby yang mirip sekali dengan bekas
pacarnya dulu. Saat ini, seolah Nida berada di masa awal-awal kuliah
dulu,saat pertama kali jatuh cinta dan berpacaran. Sebenarnya Nida
masih mencintai bekas pacarnya itu, hanya karena dia ikut kajian
Tarbiyah yang membuat dia memutuskan hubungan dengan pacarnya.
Pacarnya yang sangat kecewa dengan diputusnya hubungan kemudian
memilih ke Amerika dan melanjutkan kuliah di sana sementara Nida kian
aktif dalam Kajian kemudian menikah dengan salah seorang anggota
Kajian tersebut dan akhirnya menjadi Kader Wanita Partai Keadilan
seperti sekarang ini.
Wanita berusia 32 tahun ini bagaikan kupa keadaan dirinya ketika
berbincang kian akrab dengan Robby. Ketika berulangkali mahasiswa ini
memuji kecantikan wajahnya, Nida menjadi salah tingkah. Kader Wanita
PK ini
merasa tersanjung dengan pujian Robby, sebagimana pacarnya dahulu
sering menyanjungnya.
“Ah dik Robby,Mbak udah tua..”desis Nida dengan wajah terasa panas
mendengar pujian itu walaupun dalam hati Nida merasa senang.
“Bener kok mbak..mbak begitu cantik, manis apalagi pakai jilbab
seperti ini,jadi kian anggun beruntung deh yang jadi suami
Mbak..”kata Robby seraya lekat memandang wajah Kader Wanita PK ini
“Aihh..dik Robby..udah..udah”seru Nida gemas,dan tanpa sadar jemari
wanita berjilbab ini mencubit lengannya yang membuat Robby
meringis.Namun sesaat Nida kemudian tersadar,kalau dia adalah seorang
wanita bersuami,apalagi dia adalah seorang Kader Wanita PK yang
mengenakan jilbab. Wajah Nida terasa memanas ketika wanita berjilbab
ini melihat Robby tersenyum-senyum setelah dicubit.
“Jari mbak Nida…halus..lentik..”desisnya sambil tersenyum..namun
Kader Wanita PK ini tak lagi menanggapinya.Nida mulai merasa dia
mendapat pengaruh aneh dari pemuda di sampingya itu, sehingga dia
begitu mudahnya akrab dengannya, atau mungkin kemiripan wajah Robby
dengan bekas pacarnya dulu yang membuat Nida bagaikan hanyut.
Pukul 9 malam,bus yang Nida tumpangi telah masuk kota Tegal.Hujan
begitu deras di luar bus menimbulkan suara deru yang cukup
keras.Wanita berjilbab ini melihat seluruh penumpang bus malam ini
telah tertidur lelap,kecuali sopir bus dan konduktur yang dilihatnya
tengah bercakap-cakap jauh di depan sana.
Nida melirik ke sebelah,ibu muda ini melihat Robby pun telah tertidur
dengan pulasnya, bahkan tubuhnya miring menghadap ke ara Nida. Tanpa
sadar, Nida kembali menikmati kegantengan wajah anak muda yang mirip
sekali denganpacarnya yang dulu. Wajah itu terlihat semakin menarik
saat terlelap pulas seperti ini. Dengan sedikit menggigit bibir, Nida
mengamati Robby dari rambutnya, wajahnya dan terus tubuhnya yang
terbungkus jaket almamater kampusnya.Tapi sesaat kemudian,darah Nida
terkesiap saat mata wanita berjilbab ini menatap celana yang dipakai
anak muda ini…
“Ihh!!” desis wanita berjilbab ini kaget ketika Nida melihat ternyata
restluiting celana Robby kini terbuka,padahal posisinya bersandar di
kursi dengan menghadap ke arah Nida.
Badan wanita berjilbab ini gemetar dengan mata membelalak lebar
ketika menyadari Robby ternyata tidak memakai celana dalam di balik
jeans yang dipakainya,sehingga mata Kader Wanita PK ini membentur
batang kemaluan Robby yang terlihat jelas dari restluting yang
terbuka itu.
Nida memalingkan pandangannya dengan nafas yang mulai memburu dan
dada yang beredegup kencang..Nida memejamkan matanya rapat-rapat
berusaha mengusir bayangan yangdilihatnya tadi,namun justru ingatanya
kembali saat dia berpacaran dahulu ketika dia diminta oral sex oleh
pacarnya.
Semakin lama justru bayangan itu yang lebih menguasai dirinya.
Perlahan Nida memalingkan wajahnya kembali,sesaat memandang wajah
Robby yang masih pulas kemudian mata Kader Wanita PK ini kembali
menikmati batang penis anak muda ini yang terlihat jelas dari
restluting jeans yang terbuka itu.
Nida melihat Penis Robby dalam keadaan tegang dan mengeras yang
membuatnya gemetaran .. baru pertama kali ini Kader Wanita PK ini
melihat batang penis laki-laki selain milik suami dan bekas
pacarnya…birahi wanita berjilbab ini mulai terpancing saat
menyadari penis milik Robby berukuran lebih besar dan panjang
dibanding milik suaminya atau bekaspacarnya dulu..dan Nida semakin
gemetaran ketika tiba-tiba Robby menggeliat dalam tidurnya yang
membuat jeans yang telah
terbuka restlutingnya itu kian lebar terbuka.
Nida nyaris terpekik kecil,ketika wanita berjilbab ini melihat
setelah jeans itu kian terbuka, penis Robby justru tersembul
keluar..seakan akan memamerkan keperkasaannya kepada wanita berjilbab
yang cantik ini.Setelah beberapa saat berusaha untuk memalingkan dari
pandangan yang menggetarkan jantungnya akhirnya saat mata Nida nanar
memandang penis yang mengagumkan itu.Penis Robby yang tegang keras
dengan otot yang melingkari pada batang yang besar dan panjang itu
kian menambah kesan perkasa, membuat Nida semakin gemetar. Ujung
kemerahan penis itu terlihat mengkilat-kilat sementara daripangkal
penis itu nampak tersembul bulu-bulu kemaluan yang tercukur rapi.
Tanpa sadar mata Kader Wanita PK ini justru menikmati penis mahasiswa
di sampingnya itu.
Beberapa saat kedua mata Nida menikmati penis Robby yang telanjang di
depannya itu sebelum wanita berjilbab ini akhirnya membuang muka ke
luar jendela bus dengan wajah yang terasa panas,badan Kader Wanita PK
ini terasa panas dingin gemetaran dan nafasnya mulai
tersengal,sementara kemaluan Nida juga mulai terasa gatal.
Nida memejamkan mata berusaha menekan birahi yang mulai
menyerangnya..Ouhhhh
Hujan yang deras mengguyur bus yang dinaiki Nida membuat suasana bus
ber Ac itu kian dingin,namun justru badan wanita berjilbab ini terasa
panas..
Baru sejenak Nida memejamkan mata,mendadak wanita berjilbab ini
dikejutkan oleh elusan yang merayap di pahanya.Nida membuka mata
dengan releks,namun sedetik kemudian Kader Wanita PK ini membeku
bagaikan menjadi patung es..ketika menyadari tangan yang merayap
dipahanya adalah tangan pemuda di sampingnya..badan wanita muda ini
menjadi kejang ketika tangan kanan Robby mengelus perlahan pahanya
yang masih tertutup jubah hijau yang dikenakannya,sementara Nida
melihat Robby masih terlelap.
Entah kenapa, Nida hanya mampu menggigit bibir,ketika tangan Robby
mulai nakal melepas kancing jubah yang dikenakannya pada bagian perut,
(karena kebetulan bentuk jubah yang dipakai Nida adalah jubah dengan
kancing depan ke bawah),sehingga beberapa kancing jubah yang
dikenakan Kader Wanita PK inipun terlepas.
Badan Nida kian menggigil,ketika tangan Robby mulai menyusup di balik
jubah yang dikenakannya..perlahan wanita berjilbab ini merasakan
tangan pemuda itu mengelus perutnya beberapa kali.lantas Kader Wanita
PK ini merasakan tangan itu pemuda ini bergerak mengelus bagian bawah
perutnya sampai wanita ini merasakan celana dalam yang dipakai wanita
berjilbab ini tersentuh oleh jari jari tangan Robby
Ingin rasanya Nida menepis tangan laki-laki kurang ajar yang tengah
menggerayangi daerah terlarang wanita berjilbab ini itu,namun entah
mengapa semuanya terasa beku, tubuhnya hanya mampu menggigil menahan
birahi ketika tangan Robby mengelus-elus selangkangannya yang masih
terbungkus celana dalam hingga ke duburnya..beberapa kali Nida
merasakan kemaluannya yang masih terbungkus celana dalam itu dielus-
elus tangan Robby dan diremas-remasnya lembut.Tanpa sadar Nida justru
membuka kedua pahaku kian lebar sehingga tangan Robby kian leluasa
menggerayangi kemaluannya yang masih tertutup celana dalam itu
beberapa lama.
Nida mulai mendesah perlahan,ketika tangan Robby terasa menyusup ke
balik celana dalam yang dikenakannya lantas menarik-narik rambut
kemaluannya yang tumbuh lebat tak tercukur…jemari tangan Robby
menyusuri gundukan bukit kemaluan wanita berjilbab ini kian ke bawah
hingga sampai celah liang kemaluannya..
Kader Wanita PK nyaris histeris menahan nikmat ketika bibir liang
kemaluannya itu diusap pelan oleh jemari tangan Robby.Sekian lama
daerah tersebut tak tersentuh tangan laki-laki,namun kini diusap oleh
tangan laki-laki yang bukan suaminya.Rasa birahi ternyata telah
membutakan kenyataan bahwa tangan laki-laki yang tengah menyentuh
kemaluanku bukanlah suaminya..justru Nida mulai menggelinjang saat
jemari tangan Robby mengelus-elus perlahan bibir kemaluannya beberapa
saat lantas wanita berjilbab ini merasakan bibir kemaluannya itu
dibukanya dan jemari tangan Robby pun segera melesak ke dalam liang
kemaluan yang telah mengeluarkan tiga orang anak..
Tubuh Nida gemetaran dan mulutnya mendesah saat kemudian kelentit
dalam
kemaluannya disentuh oleh jemari tangan Robby lantas dipilinnya
lembut membuat Kader Wanita PK ini nyaris terlonjak dari tempat
duduknya..
“Ohh..enaaak..sshhh”‘desah Nida lirih dengan tubuh menggelinjang.Tanpa
disadarinya kedua tangan wanita berjilbab ini juga meremas-remas buah
dada yang masih terbungkus pakaian dan jilbab sehingga membuat kusut
jilbab putih lebar yang dikenakan Kader Wanita PK ini.

Nida tak lagi menghiraukan keadaan bus yang dia tumpangi dan
statusnya sebagai Kader Wanita PK yang berjilbab serta bersuami
Yang dirasakan Kader Wanita PK ini adalah kenikmatan yang menjalar ke
sekujur tubuhnya,oleh jemari tangan Robby di liang kemaluannya.
“Ahh..sshh…dik Robbya..jangaaan”rintih Nida lirih namun terasa
nikmat luar biasa.
Tubuhnya menggelinjang di kursi bus yang masih tetap melaju itu.
Untunglah hujan begitu deras sepanjang perjalanan,sehingga desahan
dan rintihan wanita berjilbab ini tertelan gemuruh oleh hujan di luar.
Sembari menggeliat menahan kenikmatan yang dirasakannnya,mata Nida
melirik ke wajah Robby.Namun betapa terkejutnya aku ketika melihat
ternyata pemuda ini sedang tersenyum-senyum memandangnya penuh birahi
dengan nafas yang memburu.
“Robby!!”pekik Nida lirih kaget.”jangaan..ohhh..dik robby..jangaan”
Namun Robby tak menghiraukan pekikan Kader Wanita PK ini.justru
wanita ini merasakan jari-jari tangan Robby kian dalam memasuki
liang kemaluannya.Jubah hijau yang dikenakan Nida tampak
menggelembung di bagian selangkangan oleh tangan Robby.Tangan yang
terlihat kukuh itu,hanya tampak setengah lengan,sementara telapak
tangan dan sebagian lengannya hilang menyusup ke balik jubah yang
dikenakan Kader Wanita PK ini,bahkan ke balik celana dalam yang
dikenakannya.
Nida menjadi semakin kian gila,ketika dirasakannya jari-jari tangan
Robby menyentuh dinding liang kemaluannya itu..rasa nikmat yang luar
biasa terasa di sekujur tubuh Kader Wanita PK ini yang membuatnya
kian tersengal.Nida merasakan bagian terlarangnya kian berdenyut-
denyut seiring gerakan pinggulnya yang menggeliat penuh nikmat.
“ohh ..jangaaaan… jangaan..dik…”desah Nida lirih.Kader Wanita PK
ini masih menyadari bahwa dia berada di bus umum sehingga Nida takut
di ketahui penumpang lainnya.
Namun derasnya hujan dan posisi tempat duduk mereka tanpa penumpang
lainnya di bagian belakang ,membuat kekurang ajaran Robby ini leluasa
dinikmatnya.
Kader Wanita PK ini hanya pasrah dalam kenikmatan,ketika bagian
terlarangnya itu diobok-obok Robby dengan tangannya.Mata wanita
berjilbab ini merem melek menahan kenikmatan yang luar
biasa dalam kemaluannya itu.Hanya desahan lirih penuh nikmat dan
gelinjangan tubuh yang kian liar di bangku bus malam ini.
Nida hampir mencapai puncak kenikmatanku ,ketika mendadak kepalanya
yang berjilbab di tarik Robby ke arahnya .Belum hilang
kagetnya ,Robby telah menekan kepala Kader Wanita PK ini ke arah
selangkangannya.
“Aih !!”jerit Nida spontan ketika wajahnya tertarik ke arah
selangkangan Robby.
Nida baru ingat kalau penis Robby tersembul keluar dari balik
jeans yang dipakainya,ketika mata Kader Wanita PK ini menatap
sebatang penis yang besar dan panjang tegak mengeras di depan
hidungnya.
Badan Nida menggigil melihat keperkasaan penis anak muda ini.Wanita
ini melihat penis Robby jauh lebih panjang dan besar dibanding penis
mas Imam ataupun bekas pacarnya,dan saat ini Robby memaksanya untuk
mencium dan mengulum penisnya.
Nida menggeleng,menolak kemauan anak muda ini sehingga membuat
beberapa kali penis itu melenceng mengenai pipinya setelah Robby
menekan kepalaku.Tubuh Kader Wanita PK ini mengejang hebat oleh
perasaan jijik dan ingin..
“jangaaan dik ..aku nggak mau…jangaaan” pinta Nida lirih
Namun Robby tak perduli,sekali lagi dia menekan kepala wanita ini
agar mau menciumi penisnya.Kali ini Nida pasrah,seakan tak punya
tenaga menolak ketika kepalanya ditekan ke arah selangkangan Robby.
“Uff !!”hanya itu yang sempat keluar dari mulut Nida,ketika batang
penis yang besar dan panjang itu menyumpal mulutnya.Nida lupa dengan
rasa enggan dan jijikku ketika penis yang besar ini berada dalam
mulutnya.
Dengan refleks Kader Wanita PK ini menjilati penis Robby dengan
lidahnya lantas menghisapnya penuh nafsu yang menggelora.Nida tak
lagi memperdulikan lagi kedaannya yang awut- awutaan dengan jilbab
yang kusut.Wanita berjilbab ini hanya merasakan keasyikan menghisap
penis Robby yang besar dan panjang..enaak..Kenangan ketika mengulum
penis pacarnya 10 tahun lalu sekan kembali lagi.
Dalam keadaan Nida menghisap dan menciumi penis Robby,tangan anak
muda ini tetap menggerayangi liang kemaluannya dan memmbuat gerakan-
gerakan ritmis seakan sebatang penis memasuki liang kemaluan wanita
beranak tiga ini.
Dan Nida pun membiarkan ketika tangan Robby yang lain menggerayangi
dadanya dan meremas-remas bukit didadanya dengan penuh nafsu, yang
membuat kusut jilbab putih yang dikenakan Kader Wanita PK ini.
Bahkan Nida merasakan tangan Robby yang meremas-remas dadanya
itu,menyusup ke balik jilbab yang dikenakannya lantas membuka kancing-
kancing jubah yang dikenakannya di bagian dada,kemudian tangan itupun
menyusup ke balik jubah yang dipakai Kader Wanita PK ini pada bagian
dada.Tubuh Nida mengejang tak karuan ketika wanita PK ini merasakan
tangan Robby merayap di balik BH yang dikenakan wanita berjilbab ini,
lantas meremas-remas kedua payudaranya secara bergantian.Nida semakin
menggelinjang saat Kader Wanita PK ini merasakan puting susu yang
biasa dihisap kedua anaknya ,kali ini dipelintir pelan oleh jari-jari
tangan Robby,wanita ini merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.
Nida nyaris memekik-mekik oleh kenikmatan birahi yang sekian bulan
tak pernah didapatinya sejak suaminya pergi.Namun untunglah mulut
Nida saat ini tersumpal oleh batang penis Robby yang besar dan
panjang itu.Robby pun mulai merintih rintih saat penisnya dikulum dan
dihisap dengan kuat oleh Kader Wanita PK ini.
Namun agaknya Robby masih menyadari semua ini terjadi di bus
umum,sehingga Robby berusaha menahan rintihan kenikmatannya agar
tidak terdengar penumpang lain.
(BERSAMBUNG)

Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh gurmiwang
Disimpan di Uncategorized
150 Komentar »
Kategori

* Uncategorized (5)

Arsip

* Januari 2007

Tema: Ambiru oleh Phu. Blog pada WordPress.com.

3 comments: